'Kau' = ? |
"...aku ingin, terbang dan menari. Jauh tinggi, ke tempat kau berada."
Aku membayangkan ibu 5 meter di depanku sedang menyanyikan lagu
'Bintang Kecil' bersama anak perempuannya yang menggoyang-goyangkan
kepala mengikuti irama. Tangan mereka terkait. Bersisian dan berjalan
seperti sepasang sahabat yang baru pulang sekolah, bercanda dan tertawa.
Aku membayangkan sang anak bertanya, dan aku perlu menjaga jarak
agar percakapan kecil mereka tak tertanggu. "Bu, 'kau' dalam lagu itu
siapa?" katanya penasaran.
Aku membayangkan ibu itu tersenyum, memandang langit takzim, aku
mengikut menarik pandangan dan ikut bertanya-tanya. Yah, siapa 'kau'
itu, bu? Saking penasarannya aku mempercepat langkah, tepat 3 meter di
belakang mereka.
"Jawabannya bisa siapa saja nak. 'kau' bisa jadi itu impianmu,
tempat yang ingin sekali kamu datangi, atau mungkin Ayah yang sedang
menunggu kita di atas sana-" ibu itu menunjuk langit dengan tangannya
yang bebas. "Tuhan. Yah, KAU bisa juga berarti pencipta bintang-bintang
itu." lanjut ibu meyakinkan.
Aku membayangkan sang anak mengangguk, walau masih membutuhkan sedikit tambahan untuk mengerti. Dan, ibu itu membacanya.
"Kalau kamu sudah besar, tanyalah hatimu nak, pada apa kamu dengan
senang hati ingin terbang kemudian menari sebebas-bebasnya? Pergi jauh
meninggalkan sesuatu untuk berada pada 'apa'? Dengan kata lain, 'kau'
sudah seharusnya adalah hal yang paling istimewa yang menjadi alasan
kamu melakukan itu semua."
Titik. Sempurna kebingungan sang anak. Aku ingin membayangkan lagi,
ibu yang tertawa menggoda anak perempuan kecilnya. Tapi sampailah kami
pada pertigaan. Aku tahu, mereka akan lurus berjalan ke depan sedang aku
pastilah berbelok pulang.
Kami berpisah. Sebenarnya, tak ada percakapan kecil di antara
mereka. Aku hanya membayangkannya saja. Seperti ada opera di kepalaku
sendiri, dan membuatku tak kesepian di jalan pulang ke rumah.
Sedikit lagi aku sampai di rumah. Kuputuskan untuk memperlambat
langkah, aku sudah besar-dewasa, bukankah saat yang tepat aku bertanya
pada hatiku?
"Apakah jawabannya adalah cita-citaku? Apakah sebuah tempat? Makkah? Prague? Atau... mungkinkah 'kau' adalah seseorang?"
Tanpa sadar aku sudah di depan pintu. Malam masih saja malam. Ada
bintang. Ada bulan. Ada kelelahan yang tiba-tiba melubangkan hatiku. Aku
menghela nafas, berat. Aku belum menemukan jawabannya.
"Aku pulang, kesunyian..." ucapku sambil membuka pintu. Aku
membayangkan lagi ibu dan anak perempuannya bersenandung di kamar tidur
berwarna hijau teduh. Kemudian tertidur. Lelap.
"Bintang kecil di langit yang biru, amat banyak
menghias angkasa. Aku ingin terbang dan menari. Jauh tinggi ke tempat KAU berada."
*terinspirasi dari tulisannya Masgun.
Malam, 09 10 13/00.25
*sumber gambar
No comments:
Post a Comment