Saturday, February 28, 2015

Bertemu Ketua Kelas Paling Galau Sejagad! :D


Potongan kenangan di SMA


Beberapa hari yang lalu aku bertemu teman lama --tanpa sengaja. Aku sempat tak mengingatnya -seperti biasa- namun dia mengenaliku lebih dahulu. "Aisyah yah? Yang 52 kan?" tanyanya sambil mengingat-ingat lagi. "Iya," jawabku sambil mengingat juga siapa sosok tinggi di depanku. "Dery kan?" tanyaku sedikit ragu. Lelaki itu mengangguk dan kemudian menyodorkan tangannya. "Apa kabar lu?" Aku cengengesan, lalu menangkupkan tangan -salaman ala lebaran. Dery mengerti namun keadaan sempat canggung untuk beberapa detik. "Baik kok." jawabku sambil tersenyum.

*

Sebelum pindah ke Makassar dan kemudian masuk pesantren, aku sempat mencicipi rasanya jadi anak SMA di Jakarta, itu pun hanya 3 bulan saja. Tepatnya SMA 52 Jakarta Utara. Meski terbilang cepat, namun cukup membuatku terkesan. Karena proses untuk masuk ke sana, lumayan sulit, dan aku mengerjakan pengurusannya sendiri -bersama teman sih. Orang tua menyerahkan urusan ini sepenuhnya padaku, katanya belajar mandiri, jangan bergantung lagi sama bapak. Aku -terpaksa- mengiyakan, sebagai anak rumahan, ini seperti perintah militer untuk berperang. -_- Lebay!

Bersama Taryanti (Tari), kami mengurus semuanya. Berteman sejak SD sampai SMP, membuat kami ingin melanjutkan jenjang SMA yang sama. Di rumahnya yang sejuk dekat persawahan, kami mengukir mimpi untuk terus bersama, tak hanya sampai SMA tapi kami akan memasuki dunia kampus yang sama juga. Begitulah, impian demi impian kami tautkan sambil menerawang apakah yang akan terjadi di masa depan akan sama dengan apa yang direncanakan. (Dan masa depan telah menjawab, kami berpisah bahkan sebelum purna masa putih abu-abu.) :(

Alhasil, kami berdua lolos. SMA 52 merupakan pilihan kedua untuk kami, yah lumayan bergengsi pada masa itu. Nah, di sinilah awal mula aku bertemu Dery. Sejak MOS, Dery sudah menyita banyak perhatian -tidak hanya siswa baru lainnya tapi kakak2 kelas juga. Kaum cewek tepatnya. -_- Tidak terkecuali Tari. Dery mirip Bondan Prakoso; tinggi dan berkacamata. Setiap dia lewat, aku tahu banyak yang menatapnya kagum -cewek2 itu. :D

Pembagian kelas dilakukan dengan tes. Hasil nilai menjadi patokan urutan kelas, yang tertinggi (pasti) menjadi siswa unggul di X.1 dan seterusnya sampai bontot. (Ah, aku tak sepakat pembagian kelas seperti ini, seperti ada dikotomi antara kelas unggulan yang diisi si pintar dan kelas buangan yang berisi si bodoh -kasar sekali) -_- Aku berdoa bisa sekelas dengan Tari lagi, tapi kenyataannya tidak --aku masuk di kelas X.2 dan tari X.5. Dan tak ada kebijakan untuk pindah2 tempat, arghhh... tapi yang membuat lebih dramatis lagi, Dery sekelas denganku juga! Tari envy setengah mati -saat itu. "Dih, Is lu enak banget bisa sekelas sama Dery." kalau tak salah begitulah katanya. Andai saja Tari tahu, bahwa cowok yang kukagumi (jelas bukan Dery) itu ada di kelasnya! Arghh kehidupannnnn.... :D

Begitulah, keinginan terkadang seperti dipermainkan kehidupan untuk tak semua terwujud, padahal adalah sesuatu yang ditakdirkan. Tari selalu datang di kelasku kalau istirahat, untuk bertemu Dery, setidaknya melihatnya sekali setiap hari. Sedang aku, tak pernah bisa ke kelasnya, dan melihat apa yang ingin aku lihat. :D Pernah suatu ketika, saat aku sedang mengobrol dengan Tari, Dery datang dan bertanya, "Syah, gua cocokkan pakai kaca mata yang ini atau yang ini?" sambil memperlihatkan kacamata yang biasa dipakainya dengan kaca mata berbingkai putih milik temannya. Aku tunjuk kacamatanya. Dia pun berterima kasih dan pergi. Tari mencengkram tanganku, "dihhh Is, enak banget lu bisa akrab sama Dery." -___- Akrab apanya??? Ini terlalu biasa untuk dibilang akrab. ckckck

Dery ketua kelas dan tukang galau. Aku sekertaris yang pendiam. Dia anak PMR yang aktif banget. Aku anak rohis dan KIR yang tertutup. Kami tidak akrab2 banget, memang terkadang tiba2 dia suka curhat tanpa aba-aba. "Syah, sini deh. Lihat itu yang di sana... itu yang rambut pendek. Gua suka banget tuh sama dia. Tapi gua udah ditolak berapa kali." kemudian dia membuka jendela dan memberi kode -tepuk tangan- ke arah cewek di dekat gerbang. Sayangnya, cewek itu hanya mendongak (kelas kami di lantai 3) sebentar saja ke arah kami -cuek. "Kakak kelas?" kataku menahan tawa. Dery sudah galau, lagi. Ahahaha jadi gossip yang beredar kalau ketua kelas kami ini suka kakak kelas itu benar. Katanya sih udah nembak 2x tapi ditolak (kasiannn). Padahal kalau bisa dibilang yang naksir Dery itu banyakk banget. Bahkan saat jam istirahat aku pernah lihat ada (berberapa!) kakak kelas ganjen minta foto bareng sama Dery. Hoh? What the hell?! Bak arjuna Dery di kejar-kejar wanita, tapi sialnya, sang Arjuna sudah kepalang kepincut sama cewek yang (katanya) nolak dia karena gengsi pacaran sama adik kelas. Ckckck 

Satu hal yang kuingat jelas, beberapa hari sebelum kepindahanku, Dery minta doa dan bantuan. "Syah, gua mau nembak Si (lupa namanya) lagi, kalau dia nolak gua bakalan nyerah. Doain gua yah syah. Lu ikut gua yah, nanti pulang sekolah lu duduk aja di kantin, gua udah janjian ketemu di sana." katanya dengan nada yang dipaksa-paksa semangat. Sebenarnya malas banget ikut2an begitu, tapi kasian juga melihat ketua kelas kami kayak kalah sebelum bertanding, saya pun mengiyakan. "Jangan pake lama yah, nanti gua kemalaman pulangnya." Dia nyengir senang, mungkin merasa ada pendukungnya yang akan menjadi saksi hidup melihat keberhasilannya nanti. Mungkin!

--------------------

Saat pelajaran Bahasa Indonesia, Dery minta izin ke toilet, Ibu guru yang merupakan wali kelas kami mengijinkannya dengan syarat, "Kalau telat, ada hukumannya. Sana 5 menit!" Dery pun ngacir dan secepat mungkin kembali, tetap saja... dia telat. Saat datang, ibu guru memasang tampang marah dan tanpa tahu apa-apa Dery mengikuti saja perintah untuk berdiri di hadapan kami. Ahahaha ketua kelas yang malang, dia tak tahu bahwa saat dia pergi tadi, kami mengadu ke Ibu guru bahwa sang ketua kelas sedang patah hati. Kemarin, dia ditolak (lagi) untuk ketiga kalinya. Ibu guru pun ketawa, dan muncul ide isengnya untuk mengerjai muridnya. (guru gokilll) "Kamu itu ketua kelas, kalau ada peraturan harusnya kamu duluan yang beri contoh. Hukuman apa yang bagus untuk ketua kelas?" telah disepakati sebelumnya, kami ingin melihat Dery menyanyi, meski suaranya bagus tapi kami ingin melihat ekspresi patah hatinya saat menyanyi. Setelah mencoba menolak, akhirnya Dery pasrah. Mukanya sangat tak bersemangat... ahh begitulah, hatinya sedang patah berkeping2. Dia pun bernyanyi...

"lama sudah aku merasa
kau tak pernah menyimpan cinta
pada diriku
pedih hatiku ini

selalu ku coba menutup mata
berharap nanti kau beri hati
namun ternyata tak jua sirna
cintamu padanya tetap kau jaga

bertepuklah sebelah tangan
cintaku ini pada dirimu
sakitnya hati saat bersaksi
melihatmu lagi bersamanya

reff: aku beranjak dari hidupmu
dari masalah, dari belenggu
telah kau sakiti, kau khianati
semua mimpi, mimpi indahku

aku menyerah untuk mencinta
ajari aku melupakanmu
kini kusadari di dalam sepi
meski ku pedih cinta tak ada lagi

cinta tak ada lagi, cinta tak ada lagi
cinta tak ada lagi

selalu ku coba menutup mata
berharap nanti kau beri hati
namun ternyata tak jua sirna
cintamu padanya tetap kau jaga"


Berkat Dery, aku jadi tahu dan takkan pernah lupa lagu milik RIBAS-Sebelah Hati. Ketua kelas yang patah hati itu menyanyikannya dengan sempurna lemasnya. Namun dia menghayatinya, sampai2 matanya tertutup. Kami mendengarkannya dengan sekasama, setiap lirik yang keluar dari mulutnya seperti keluar dari hatinya terdalam. Ibu guru yang tadinya ketawa kecil, seperti merasa tak enak hati dan kemudian menatap kami meminta pendapat dalam bahasa diam. Lanjut atau tidak? Mungkin seperti itu yang ingin dikatakannya. Kami dibawa hanyut oleh kegalauan Dery. Sungguh naas jam pelajaran Bahasa Indonesia -yang paling aku senangi- tergerus oleh nyanyian patah hati anak muda. Walaupun jengkel, tapi mau tak mau, aku sebagai saksi hidup penolakan itu ikut berduka bagi ketua kelas yang kemarin dengan lesu jalan beriringan denganku, "Gua ditolak." Lorong kelas sudah sunyi. Iya gua tahu stupid, kan gue lihat dan dengar sendiri tadi, kataku (hanya) dalam hati. "Yaudahlah... gpp. Udah sore nih, gua mau pulang takut kemaleman." begitulah jawabanku yang paling simpati, aku tak tahu (tak berpengalaman patah hati -_-) bahwa penolakan yang terjadi bisa membuat anak manusia yang ada di hadapan kami saat ini, menjadi ketua kelas paling mellow sejagad. Fiuhh!

Lagu selesai. Dery diperbolehkan duduk, sebelumnya Ibu guru ngasih wejangan tentang perkara hati; cinta. Aku tak mengingat jelas nasehat seperti apa, karena sumpah mati aku sungguh tak peduli -saat itu. Aku hanya ingin belajar Bahasa Indonesia secepatnya, titik! Oia, mengenai kabar terbaru tentang Dery, akan menjadi kabar bahagia buat para kaum cewet 52 -- Tari tak boleh ketinggalan! :D

*

Hanya sedikit kenangan saja yang tercipta antara kami, jadi pas bertemu, hanya itu yang dicerita. Dia ngakak sendiri saat kuceritakan apa yang kuingat, "Masa lalu itu, ah! Bikin malu gua aja lu!" Hoh, nyadar juga nih anak. Dia emang sangat memalukan saat itu. :D 

Fotocopy-an ku selesai. Aku pun pamit duluan. "Oia Dery, itu yang bubur Tresno rumah lu kan yah?" Aku baru ingat, tempat fotocopy yang aku singgahi sebelum pergi mengurus lamaran kerja ini dekat rumahnya yang pernah ditunjukkannya. "Iya, itu yang sebelum belokan." Ckckck pantaslah aku menemukan manusia ini di sini. "Lu kan dulu gua janjiin bubur gratis yah?" kata Dery mengingat ucapannya di Ruang Lab Bahasa. Ahahaha... padahal itu juga yang buat aku ingat bubur Tresno. "Iya, deh lama banget tuh baru gak pernah jadi." kataku seolah-olah kecewa. "Salah lu lah gak pernah mampir, kan gua udah nawarin." Aku tertawa, dan menyetop angkot. Setelah memberi salam aku babay-babay. Memikirkan tawaran bubur gratis, mungkin lain waktu. Entah kapan karena jalan ini takkan lagi sering kulewati. Apa perlu aku mengajak Tari? :D

Terima kasih Dery, kisahmu mengajarkan satu hal padaku... apa yang patah berkeping-keping akan disatukan kembali oleh waktu. Tak ada yang benar-benar abadi, bukan? Apatah itu kesedihan maupun kebahagiaan. So, enjoy the whole of moment in our life! :))

Jakarta, 24 Feb 2015


*oia, Dery ingat saya karena tahi lalatku yang khas -__- hebakkk! :D

Friday, February 20, 2015

Matari dan Si Penanya: Tentang Rindu


Selamat pagi, Matari. Aku bermimpi tadi malam, buruk. Aku bersyukur bukan tentangmu. Tapi aku ingin menceritakannya padamu secepat mungkin sejak sinar matahari menembus ventilasi, aku pikir itu cahayamu. Ah, ini bukan gombal pagi hari. Aku juga merindukanmu, sudah lama aku tak menjumpaimu dengan pertanyaanku. Karena kamu selalu menjauh, sangat jauh kali ini. Bahkan terakhir kali, untuk mengucap sepotong rindu saja kamu memarahiku.

"Bisakah kamu berhenti bertanya dan mengatakan rindu tiap kali bertemu denganku? Kamu pikir mudah bagiku mendengar semua itu? Aku tahu kamu merasa lega melepasnya, tapi denganku, pernahkah kamu memikirkan dampak yang terjadi di kepalaku?!"

Kamu marah sekali. Sejak itu kita seperti langit dan bumi, lapisan ketujuh. Aku berharap bisa bertemu denganmu lagi, meminta maaf -meski tak kau maafkan. Tak apa. Dan aku selalu bertanya-tanya sampai saat ini, apa yang terjadi denganmu -kepalamu? Aku ingin tahu. Uff. Kamu benar, dengan menumpahkan pertanyaan dan rindu yang ada di kepalaku, aku merasa lega. Tapi ada hal yang tak kamu tahu juga, Matari. Setelah kelegaan yang kudapatkan, sesungguhnya aku mendapatkan pukulan bertubi-tubi. Di sini, di hati yang tak pernah kamu rindukan. Sebab tak sekalipun rinduku menjadi satu.

Jkt, 200215 


*ckckck ini Matari sama Si Penanya berantem mulu, tapi gak jelas juga berteman atau tidak. Brrr

Dirindukan 3 Amel :'D


Sembilan belas Februari dua ribu empat belas, seperti kejutan hari ulang tahun entah siapa. Tapi aku yang tertawa, terharu dan bahagia. Yah, hari ini aku dirindukan tiga adek yang semua bernama 'Amel'! What a funny story today! :D Tetiba kuingat perkenalanku, setidaknya kenangan yang pernah terjadi di antara kami. Ingin kulepas malam ini. :)


kucuri fotomu dulu. mianhe :D

Adek imut berkaca mata pecinta Ada Band, ketemu di ToWR FLP 2011 Pucak. Bersama Kio, selepas kegiatan menjadi dekat seketika. Ketemuan untuk jalan-jalan. Heboh-hebohan bikin blog. Trus punya beberapa kesamaan, suka bulu tangkis, conan, dan es krim. :D Udah gak pernah saling berkabar. Cuman memantau twitternya saja, yang sepertinya dia sudah menjelma menjadi Gadis Nocturnal: munculnya itu pukul 12 malam ke atas. Beberapa waktu yang lalu sampai sekarang kayaknya sedang galau, entah atau memang nih anak anggota aliansi galauers. :P Tetiba bilang kangen, minta Pin, dan... we never ever forget each other. Aamin. :)



:*

Adek lucu yang bertahun-tahun menemani hidupku di Maros. Suka-duka saling tahu. Teman gegana di asrama. Tapi tetap ceria kalau udah dengar ceritanya. Kata kak Dini, puput ngshare blogku karena rindu. Hmmm, emang jarang saya bilang rindu sekarang, tapi semoga dirasakan meski tak kuungkapkan. Selalu kagum membaca blognya, tiap hari kata-katanya meningkat kualitas ketajamannya untuk menusuk hati. Mungkin karena ketulusan yang selalu menyertai dirinya dalam menulis, aku perlu belajar banyak. :) Butuh waktu banyak untuk menuliskan tentang Puput dan kebersamaan kami yang takkan mungkin dilupakan. Aamiin. :)





Adek cantik satu ini, sungguh aneh pertemanan kami. Amel baru 1 SMP (seingatku) saat itu, kala dia mengirimkan sms apresiasi akan puisiku yang dimuat di koran Fajar Makassar. Memang, nomorku tercantum di biodata. Bocah lugu ini beberapa kali menyerangku dengan sms berikutnya. Bertanya tentang puisi, share pengalaman, sampai menanyakan tugas-tugas bahasa Indonesianya. :D Lama tak ada kabar, kami hanya beberapa kali saling membalas mention di twitter. Dan datanglah 'kerinduannya' setelah melihat statusnya Puput ttg blogku. Hoh, mereka berteman ternyata. :D Kini, Amel sudah menjelma jadi gadis SMA yang cantik. Fotonya yang selalu berkeliaran di temlen twitterku, memperlihatkan betapa dia telah menjadi gadis dewasa yang kadang galau juga. Dan lucunya bertahun-tahun sejak perkenalan, kami tak pernah bertemu. Fiuhhh Tapi Alhamdulillah cita-citanya tetap sama, menjadi Penulis dan Guru Sastra. Semoga tercapai sayang... Aamiin. :)

*

Itulah ketiga Amel yang ruarrr biasa bersamaan rindu. 
Jadi, masih adakah Amel lain yang rindu padakuhhh? :D
Miss you too all. <3


Jkrt, 190215

Thursday, February 19, 2015

Laut, Langit, dan Ombak.


Seorang perempuan berdiri menatap laut. Laut yang sangat luas seakan tak bertepi, airnya berwarna kecoklatan, tak seperti air laut yang biasa dilihatnya. Matanya terus memandang ke depan, laut di hadapannya seperti permadani coklat yang tergelar. Dia seorang diri. Angin memainkan rambut, kesejukan membelai kulit, dan kedamaian menelusup ke dalam darah mengaliri seluruh tubuhnya. Dia merasakan ketenangan, meski tak wajar.
Tetiba, ada ombak yang begitu besar. Tingginya hingga menyentuh langit. Namun, tak ada ketakutan dalam diri sang perempuan. Pula keinginannya untuk lari menyelamatkan diri. Padahal selama ini, dia selalu merasa takut berada di air yang kedalamannya lebih dari mata kaki. Tapi kali ini, dia tetap diam; membatu; membeku.
Matanya masih memandangi ombak coklat yang terus bergulung, menujunya. Kedamaian dan ketenangan menyelimutinya. Sampai pada akhirnya ombak pun menghantam tubuhnya yang telah lebih dulu menutup mata, pasrah

*

Perempuan itu aku. Dan, laut, langit, ombak, kedamaian, ketenangan hanyalah sebuah mimpi. Bunga tidur yang beberapa hari lalu kualami. Aku tak tahu apa lagi yang terjadi setelah itu. Apakah terganti mimpi lain, terhenti, atau aku terbangun begitu saja, yang aku tahu hanyalah mimpi itu membuatku merinding mengingatnya. 

Aku bukan penafsir mimpi. Semua mimpi yang aku alami, beberapa yang aku ingat kutuliskan saja tanpa tahu apa makna di baliknya. Untuk mimpi yang satu ini, aku merasa di sebuah cerita fiksi. Seperti seseorang yang ... aku malas menuliskannya. Tapi kalau boleh aku tebak, sepertinya kalian yang membaca cerita ini, juga memikirkan hal yang sama denganku. Pemikiran yang dengan cepat ingin dihempaskan dalam beberapa kali gelengan kepala. Dan berharap itu takkan terjadi padaku. Begitu bukan? Semoga tidak. :)


Jkrt, 200215

Tuesday, February 17, 2015

Suatu Pagi


sumber gambar: dok pribadi

Pada satu pagi, kamu datang dan menghempaskan badanmu di sofa. "Aku kembali, Na. Suka dan duka adalah dinamika. Aku lelah menghakimi kehidupan." Lalu kamu tertidur, lama.

Di raut wajahmu, telah kubaca tentang nestapa. Setelah kamu bangun dari tidurmu yang lelap, aku tahu kamu akan melenggang melewati pintu itu kembali. Seperti selama ini.

Maka yang bisa kulakukan hanyalah memandangimu, berharap kamu mau berbagi pada seseorang yang tak pernah beranjak pergi. Dari rumah ini dan kamu.

Jkrt, 180215

Monday, February 16, 2015

Selamat Ulang Tahun, Ketua!


Liatkii punggungnya saja! :D

"Terus berjuang, Brohh!"

*

Cieeee... tuami juga ini satua. Cieee kompaknya... sama2 tua. *eh Ahahaha Alif, ada mau kukasih taukanki... anu, moka minta maaf karena waktunya nakasih tauka kak Ira kalau kau jadi ketua FLP (menggantikanku) ketawaji kukerja. Kuketawaiki sampainya keluar2 air mataku. :'D Bilang memangjaaaaaa (di sini).... sejak awal kamu itu pantas jadi ketua, adami aura2mu jadi pemimpin, Akuh mahh apahh atuhh dibandingkan dirimuhhh. :P

So, kutunggu mami ini kabar baiknya dari Maros. Tentang FLP maksudku hehe semoga bisa lebih baik lagi di tanganmu, itue Camar bisa terbang tinggi dan sejauh-jauhnya. Aamiin. Sama kabar baik anu juga, itue, ehmmm kubilangmi? Jammi deh... tau sama tau aja kali yah. Hohoho

"Selamat ulang tahun, Alif Indra T, ketuanya FLP Maros, dan penggeraknya BSMI. Semoga tetap baik hati, sukses dunia-akhirat, wisuda tahun ini, diberikan kemudahan sama Allah untuk *sebagian teks dihilangkan* dan menjadi pribadi yang baik setiap harinya."

Maaf kalau ada salahku nah selama ini, semoga ada waktu untuk berjumpa lagi, ngobrol tentang Barcelona, anu bah... bukanma cules sejati sekarang... malaska nonton pertandingan2nya. Paling kuliakji updatean skornya di twitter. Hehehe Terima kasih juga bantuannya selama daku menjabat sebagi ketua. Lanjutkanki estafet nahhh... semoga sampe finishji. Nda kayak saya :( (eaaaaa galau lagi)

Karena moma tidur, seginimo deh... baik2ki nah sama Galih, kalau ada masalah dibicarakan berdua, supaya langgengki sampai kakek-kakek. (apa kubilang ini, errorma) Ahahaha 



Jakarta, 17 februari 2015
Sincerely, Autumn a.k.a Iis ^_^v



*gantian...kutitipki ini ke orang yangggg palingggg bangettt aku inginkan di sisimu *eaaaa
*Ada hutangku dikau di'? Ehmmm nantipi nahhh.... kuingakji itu, bayarnya nanti huhuhu 

Selamat Ulang Tahun, Mantan!


Itu awan, bukannya asap nah... :D

"Teruslah menuju baik!"

*

Jadi, tambah tuami ini orangkah? Hooh... iyyah, tanggal berapa lagi ultahmu? Maaf kulupai kayaknya. :P Terusss, kukasihki juga selamatttt ato janganmi? Mau aja apa mau banget? :D Kukasihki juga doa gitu? Atau kejutan seperti anu? Atau kado? Brrrr nda usahmi di' :D Ahahaha atau puisimo? Tapi nabilang kak Ira, banyakmi puisi mubuat, terus bagusbaguski bedeng. -__- Baru saya jarangma bikinbikin lagi, dikalahma ini ceritanya. Drrr nda boleh juga bah, nanti terlalu romantiski, trus ada orang galau dan banyakmi laporan sekaligus potepotenya orang ke saya. Teyaja --"

Ahahahaha, apa kabar Brohh? Sudahmi wisuda di'? Tawwa... Firman Butros Galih, S.S (double es mi, dinginmu ituhhh) Sebenarnya nda kulupaji tanggal ultahmu, secara berapa kali itu mucuci otakku, klo angka 8 itu bagus, keren, blablabla semacam angka dewa yang dipujapuja, padahal mah anu... mauji diingat tanggal lahirnya ituhh huhu :P garagara pembahasan angka 8 di efbi dulu, kuingakmi juga ultahnya Wawa (6 februari: 6+2=8) trus ada tong Alif (17 februari: 1+7=8) ckckck nda ada mau dikalah. Biar itu dipaksapaksakan ckck... tapi, pernahka nonton film, trus tokohnya najelaskan bahwa angka 8 itu angka infinity. Tak terputus. Seperti kehidupan yang katanya, kumpulan peristiwa2 yang berulang. Yayaya, bagus juga maknanya. :) Kalau begitu, sayami itu lebih keren dari kalian, karena saya punya dua angka 8 di tanggal lahirku. (teteppp gak mau dikalah) :D Tapi, kenapa jadi angka kubahas? ckckck

Sebenarnya nda moka nulis panjangpanjang, karena ndaji mubaca juga, biar mubaca pasti tetepji kau somsek. -_-' Tapi biarmi deh, anggap saja semacam balas budi gunawan, karena dua kali ultahku dapatka card birthday darimu. Masa iyya, biar selamat ultah saja nda kukasihkanko. Sekkeku itu... padahal baik hatija, dermawan, dan rajin menabung. (padahal kodeji supaya dibuatkan lagi yesss ahahaha) 

Oia, apa kabarnya HDmu? Sebenarnya HDji kukhawatirkan dan kurindukan (dari lubuk hati terdalam), di sini susah sekaliki cari film gratisan -_- donlod seng, nah nda kutauki. Semoga baikbaikji HDmu, jagaki nah jangan sampai rusak, dirawat, kasih masuk semuai pilempilem. Baru kalo baekko kirimki ke saya... siapja terima dengan senang hati. yeyeye :D


anu, inimi foto tua kuliak. cocokmi sm umurmu skrg. :P


Sudahmi dehhh... ini mo nah. Hah apahh? Minta doa? Iyyah paee...

"Selamat ulang tahun, Firman, Butros, Galih, Sanro, Si bungsux kak Ira, Summer, Fansx Autumn, apapi lagi na? :3 Semoga tetep aneh, sukses dunia dan akhirat, visi dan misinya tercapai. Oia, semoga diberi kesehatan dan kekuatan agar terus berkontribusi untuk Agama, Bangsa, Negara, Keluarga, BSMI dan FLP tercintahhh. :') Dan semoga *sebagian teks hilang*"

Sebelum kututup, moka klarifikasi dulu judulnya ini tulisan kah nanti lariki pembaca setianya keongky yang cakepcakep (adakah?) ahaha... Selamat Ulang Tahun, Mantan! Maksudku mantan sekertarisku di FLP, yang dulu bertahan beberapa bulanji, terus pergi natinggalkanka. ckckck (eaaa nyanyi dulu deh, masa laluhh biarlah jadi masa laluhhhh) :D Keren judulnya toh, biar agak kontroversial gituhhh jadi ada klarifikasinya ahahahaha (korban gosipp) --"



Jakarta, 08-17 Februari 2015
Sincerely, Autumn a.k.a Iis ^_^v


*Jadi bemana caranya kusampaikan tulisan ini ke orangnya, -_- lewat telepatimo kupanggil...datang lalo liatki ini. :D
*Dilarang protes, kalo sudah mubaca Galih nah. Lanjutkanmi saja hidupmu dengan baik, kalau sukses baru traktir meka. :P
*Barusanna ini ada Idola nabikinkan tulisan Fansnya, sayajiii... iisji memang yang baik hati (pujiale lagiii)
*Satupi, nda adaji hutangku toh? --"

Saturday, February 14, 2015

Bicara


sumber gambar

"Kalau aku mengucap sepatah kata, mereka akan menyatukannya dengan beberapa patah milikmu, memaksanya menjadi cocok lebih tepatnya. Aku sedikit risih." Dia memasang wajah ketus. Aku berjalan mengiringinya."Aku ingin keluar dari situasi tidak mengenakkan ini," lanjutnya. "Tapi apa yang harus aku lakukan? Diam saja?" tutupnya dengan nada suara melemah.

"Tetaplah bicara. Seperti biasa. Bisa?"

Dia menghela nafas panjang.

Jkrt, 150215

Diam


sumber gambar

Jangan memberi diam pada katakata yang hidup di kepalamu
dan menghempaskannya setelah kau kumpul jadi satu. 
Diam yang panjang serupa pedang, dia bisa mengiris 
hati yang rapuh, belum cukupkah mata menumpah tangis?  


jkrt, 151114

:)


"I learned to play on the safe side so I don't get hurt."


Dear Maryam...


si ceplas-ceplos :P

Dear, Siti Maryam Puspasyah...

Where are you? Whatssapp mbak brohhh? Gila yah, cuman beberapa bulan kenal lo aja langsung bisa kangen kayak gini. :P Udah gila gara2 les masuk PTN blom? Ahahaha atau jangan2 udah merit gara2 bosan belajar? :D

Ayo jalan2 lagi, nonton, ke toko buku buat cuci mata, hunting foto yang anti mainstream ala lo. :( Sejak ikut PPKD yang nyambung otaknya sama gue yah cuman lo... sharing lagu, film, dan ngomongin banyak hal. Tentang blog, teman-teman yang 'ampun dah ah', si-mario maurernya BLK :D, si penolongmu, dan si penggangguku... macam2 deh. :(

Ohiya, Imlek nanti kita ketemu yah, gue pengen cari tempat yang banyak penjual lampion, trus foto-foto deh ahahaha. Semoga sukses yah sis... inget, klo belum pingsan berarti masih belum berakhir perjuangan. You are strong girl, for sure! :')

Jkrt, 150215

Friday, February 13, 2015

Tentang Keberanian


bersama para pemberani! :)

miss you all, masih berpuisi kah?

Apa kabarnya mereka? Masih berpuisi kah? Atau menemukan jalan lain menuju diri mereka yang sebenarnya? Foto 5 atau 6 tahun yang lalu ini mengingatkanku pada sebuah keberanian. Keberanian yang kubangun lewat 'kecerewetan', meminta mereka untuk percaya diri pada kemampuan masing-masing. Mengikuti lomba tanpa persiapan lebih dahulu, tentulah menimbulkan keraguan di hati, apalagi sebagian dari mereka ini adalah pengalaman pertama kali.

Sepanjang perjalanan, aku hanya meminta mereka untuk bersikap santai. Tulislah apa yang memang hati mereka inginkan. Tidak usah takut sama peserta lain, jangan pikirkan tentang menang atau kalah, dan menyarankan untuk berfikir out of box. 

Lomba menulis puisi di tempat, diikuti banyak sekolah, lomba ini diadakan dalam rangka menyuarakan dukungan masyarakat Indonesia untuk kebebasan Palestina yang bertempat di Al-Markaz Makassar. Dan, Alhamdulillah, dua dari keenam santri mendapatkan juara 1 (Ulfa) dan 3 (Najwa).

*

Kalau ditanya, apa kekuatan yang paling ingin kumiliki saat ini, maka KEBERANIAN adalah jawabannya. Aku seperti kehilangan keberanian yang pernah kumiliki. Untuk tak ragu-ragu dalam mengerjakan sesuatu dan mengejar impianku.  Dulu, dengan mudahnya kutanamkan sifat itu pada santri-santriku, berani bermimpi, berani berkompetisi, berani melakukan hal-hal yang luar biasa meski dalam keadaan sesulit apapun. Sekarang? Apa yang terjadi?

Masih kuingat jelas saat berdiri di hadapan para santri, setiap jeda maghrib-isya kuisi dengan permainan motivasi, atau sekedar cerita yang penuh makna kehidupan. Lalu kulihat nyala semangat di mata mereka. Pun, di mataku.

Aku merindukan mereka. Ah, keberanian juga. 

Bolehkah aku memilikinya lagi? 
Maksudku, aku akan memilikinya lagi!
InsyaAllah :')

*

jkrt, 140215

Thursday, February 12, 2015

Pahamilah, Ai!


seperti ketulusan alam dng pesonanya :') 


Karena ketulusan adalah mahadaya; cinta.

*
Pahamilah, Ai. Ketulusan bukan suara, bukan bunyi, yang mampu ditangkap indera pendengar kita. Tak perlu dibisiki atau diteriakkan. Tak usah mencari pengakuan. Ketulusan begitu lembut mencari tempatnya, begitu hangat sampai di hati, lalu menyejuk di tiap relungnya. Karena ketulusan adalah mahadaya; cinta.

Jkrt, 130215

Reuni Kecil: Mengabsen Ingatan :D


rambut berantakan, muka memelas
dasi mencong, ckckck


"Benarkah waktu merubah seluruh?"

*

Tadi, selepas pulang mengantar Nadirah ke Puskesmas, kami ke Marunda Baru untuk beli lauk. Karena sedang tidak enak badan juga, saya tak memperhatikan sekitar, hanya berjalan saja menuju rumah makan. Nah, saat perjalanan pulang, di tikungan seseorang berdiri sambil memanggil Aisyah -namaku. Saya pikir saya salah dengar, saya terus berjalan dan hampir melewatinya. Namun dia mendatangiku. "Weh, Aisyah, masih inget gua gak? Pantesan dari tadi gua perhatiin, kayak gua kenal ini cewek." Saya diam sambil memastikan wajah di depanku. Belum sepenuhnya sadar, seseorang dari dalam mobil KWK berteriak, "Itu Angga bagong." saat menoleh orang itu sedang melongok dan nyengir lebar.

Arghh, sakitnya kepalaku. Saya ingat nama itu, tapi saya tak mengenali wajahnya. Dan, yang di dalam angkot itu, Dana? Hahhhh kenapa ada reuni kecil di pertigaan seperti ini? -_-

Angga bagong alias Angga Jaya Kusuma, salah satu dari '3 Angga' yang ada di kelas dan Dana -yang kulupai nama panjangnya- mereka berdua adalah teman saat SD. Kalau tak salah kami satu sekolah lagi saat SMP tapi beda kelas. Setelah itu, saya tak tahu lagi kabar tentang mereka. Jadi, tadi adalah pertemuan setelah berpisah bertahun-tahun lamanya. So, apakah kelupaanku dimaklumi? :D

"Kalo gua inget, gak?" Teriak Dana. "Iyya, Dana kan?" Dia nyengir lagi, terlihat senang karena saya mengingatnya. "Jangan mau sama bagong!" teriaknya sambil kemudian menancap gas mobil, mungkin penumpangnya marah-marah karena terlalu lama ngetem. -_- Tinggallah saya, Nadirah dan Angga. Sambil berjalan, Angga menanyakan kabar dan beberapa pertanyaan, menjelaskan siapa dan dimana dirinya selama ini. Saya jawab dengan santai, meskipun sedikit merasa asing karena Angga lumayan berubah. "Pelupa banget sih, lu!" Saya tertawa, "Waktu di pernikahan Lela aja gua lupa sama Tio, Tino, blabla" kujelaskan padanya bahwa bukan hanya dia saja yang saya lupakan. -_- Setelah sekitar 10 meter, Angga pamit, "Sampai di sini aja yah nganternya." Ehhh ternyata nganterin tohhh, lagian siapa juga yang minta dianter. wkwkwk -_-

Saat pernikahan Lela -teman SD- saya bertemu beberapa teman SD lainnya, sebagian diingat sebagiannya lagi terlupakan. Betapa! Mereka yang terlupakan adalah Tio, padahal kami se-RT, teman sepermainan di sekolah dan di rumah, dan yang menjengkelkan adalah dia mengenali saya lebih dulu tanpa keraguan. "Gua aja langsung ngenalin lu, makanya gua ke sini." katanya. Butuh banyak waktu untuk akhirnya saya pun mengingat segala tentang dia. "Hohhhhh lu yang ini kan, yang itu, rumahnya di sini, blablabla...." Tio juga berubah. -_- Begitu pula Tino, saya lupa dia itu siapahhh, maksud saya... hoh, ternyata saya punya teman SD yang namanya Tino. Dia jengkel berat di BBM waktu saya bilang mulai ingat siapa dia. Ahahaha.... mianhe. -_- Yudi, Yanah, Agus, saya lupa banget apa yang terjadi saat SD, mereka siapa, setidaknya mereka duduk dimanahhh? -_-

Entahlah apa yang telah diperbuat waktu sehingga merubah banyak hal. Mereka tak imut lagi (emang gak pernah imut sih) maksudku, para lelaki itu telah tumbuh dengan tidak wajar :D, ada yang tinggi sekali, gemuk, dan segala macam rupa. Selamatlah mereka yang masih saya ingat, Another Angga a.k.a Angga Apriyaldi (almarhumah ibunya selalu bercanda memanggilku calon mantu), Irfan (teman tapi saingan ahahaha), Fadli (Si paklik yang diam2 membaca tulisanku di efbi dan menyuruhku jadi penulis saja, gumawo), Hasyim (setidaknya saya ingat namanya saat diundang ke pernikahannya), Muklis (saingan tapi musuhan, ketemu di jalan dan sempat kuteriakkan namanya), Lico (ternyata anaknya si ibu warung belokan, tetangga gak dekat), Ical (si aki2 anak STPDN, huahhh kutanyakan padanya pernah gak dipukulin, eh dia malah ketawa, katanya semua hanya gossip -_-), Ijul (ahhh ini yang selalu minta cewek makssar pfftt), Dede (Si Blekiii yang macam ustad diliat) dan lainnya -mereka yang belum kutemukan. :D

Untuk teman perempuan, Alhamdulillah sepertinya saya mengingat mereka semua. Semua? Benarkah? Ahahaha gak yakin. -_- Buktinya di angkot, saat seseorang ibu muda yang menggendong bayinya menyapa, saya hanya bisa bengong. Mencoba mengingat siapakah dia. "Aisyah Istiqomah yah?" Saya mengangguk, "Siapa yah?" (ini momen jahat sekali sepertinya) Dia jawab, "Iyang...teman SD." Sekali lagi, butuh beberapa waktu untuk ingatan itu berkumpul. Ah Iyang, yang dulu rambutnya panjang banget, anak Marunda, sobatnya Erlin blablabla Finally, dia berubah: udah jadi ibu2 dengan rambut sebahu. Uff!

Memang, sejak lama berpisah, Iyang adalah salah satu teman yang tak pernah sekalipun berinteraksi denganku di dunia nyata maupun di duni maya. Beda dengan mereka, Taryanti (sobat takkan terlupakan), Novi (Bumil yang baik hati), Raju (si cantik yang semakin cantik), Lela (si cantik temannya si cantik yang semakin cantik :D), Viska (kita tetangga dipisahkan lapangan bola), Devi (yang tiada kabar), Erlin (sempat smsan saat di Makassar), Winda (diingat tapi entah dimana), Lia (si jelita sobatnya bumil) dan lainnya -mereka yang ternyata (benar) telah aku lupakan. -_-

Sebenarnya ada sedikit rasa bersalah, saat saya benar-benar melupakan mereka. Enam tahun kebersamaan (dan lebih), setidaknya harus ada yang menyangkut di memori ini. -_- Dan semakin merasa bersalah lagi, karena mereka semua mengingat saya. Mungkin, karena tahi lalat saya yah? :D Sudah menjadi ciri khas. Atau mungkin karena saya memang tak bisa dilupakan (tertawa jahat) :3


*

Pernah saya membaca sebuah pernyataan kurang lebih seperti ini, bahwa:

"Otak kita menyimpan banyak memori, dan yang benar-benar akan selalu diingat itu, sesuatu yang sangat membahagiakan dan sesuatu yang sangat menyakitkan."

Saya lupa baca dimana dan kurang tahu bagaimana penjelasannya, mungkin maksudnya, memori datang silih berganti, saling menumpuk sehingga untuk memori atau kenangan biasa saja bisa jadi tertimbun dan menyebabkan kita mudah melupakannya dan dikalahkan oleh sesuatu yang SANGAT membahagiakan atau SANGAT menyakitkan. Just my opinion! hehehe Setuju gak?

So, kalau mau diingat terus oleh seseorang just do two options above! :P 

Tapi, apa iya saya se-pelupa ituhhhh? Mengapa saya pelupahhh? Saya belum tua-tua amat kan? Kenapa daya ingat saya lemah begini yah? Tapi yang lebih mengherankan, kenapa gak ada yang lupa sama sayahhhhhh? *kemudian dibuang ke laut* :D :D :D


*

Waktu merubah sebagian dan menyimpan sebagian dalam kenangan. 
Semoga perubahan kita mengarah kepada yang lebih baik.
Sampai jumpa di pertemuan kesekian. :')

Thanks guys, you rock my childhood! :P


*

jkrt, 120215

Wednesday, February 11, 2015

Thunder Inside Me


Apakah bisa dipahami, tolong jangan menggangguku.
Aku ingin melesap dalam kesunyian yang bisa meredam 
segala pekak guntur yang datang tiba-tiba. Di dalam diriku,
baru saja menjadi begitu kelabu. 

Mungkin benar katanya, 
"Hanya sunyi yang tak pernah melukai."