Piece of Me

Aisyah Istiqomah Marsyah




Bismillahirrahmaanirrahiim.

Pada satu masa, saya mengunci waktu dalam ragam pertanyaan. Tidak ada yang saya kerjakan selain bertanya, bertanya, dan bertanya. Saya memulai dari pertanyaan sederhana, seperti "Mengapa orang tua saya memberikan nama Aisyah Istiqomah Marsyah untuk diri saya?" juga "Mengapa kemudian nama sepanjang itu menjadi singkat, ketika orang-orang memanggil saya Iis?"

Saya mencari jawabannya, dengan bertanya.

Kata mama, nama itu dari beliau. Dalam nama ada doa. Doa synonim harapan. Maka, jelas sudah bahwa mama merangkai doa dan harapannya agar saya seperti Bunda Aisyah Ra, istri nabi yang pandai. Ditambah, Istiqomah, kuat pendirian, teguh, tegak lurus. Sedang Marsyah, gabungan nama mama dan bapak mungkin tak lebih dari pemanis nama atau agar saya selalu mengingat mereka.

Mulia memang. Saya bersyukur memiliki nama seindah itu, tapi disadari tercipta 'batu kecil' di pundak saya. Karena, otak saya memproses 'harapan' itu untuk menjadikannya sebuah kenyataan.

Lain hari, pertanyaan saya mulai beranjak dari kesederhanaan. Apakah saya sudah menjadi apa yang orang tua harapkan? Dari mana saya memulai? Apa ukuran berhasil atau tidaknya? Bagaiamana jikalau saya tidak bisa mewujudkannya?

Dialog monolog dalam diri saya, tidak menghasilkan jawaban. Hanya ketakutan-ketakutan yang bermutasi, meneror otak saya.

Seharusnya, saya hidup untuk diri saya. Melakukan semua atas kehendak saya, tidak terpaku pada arti nama. Tidak juga pada harapan orang lain, meski itu terungkap dari bibir mama. Tapi terdengar egois rasanya. Seharusnya saya hidup dengan orang lain. Interaksi pribadi dengan manusia lainnya adalah kehidupan.

Mengenai harapan yang tersemat di mana pun, saya menghargainya. Seperti saya menghargai doa dan harapan mama dalam nama saya.

Masih banyak pertanyaan yang muncul dalam diri saya, namun tidak sekarang saya ungkapkan. Toh, terkadang pertanyaan yang timbul tidak lain adalah sebentuk pernyataan yang membutuhkan pembenaran. Dan itu menyesatkan.  Saya harus berhati-hati untuk itu.

Salam takzim.







Senang bisa mengenal kalian. Semoga sebaliknya.

1 comment:

  1. mba aisyah bolehkan saya menuliskan biografi mu di website wpmedia.web.id ? jika boleh kirim ke email wpmediapublisher@gmail.com. Terimakasih.

    ReplyDelete