Wednesday, July 30, 2014

Bukan LA dari Amma-Cam :3


Ahahahaha

Holaaa, gimana lebarannya? Sudah berapa maaf keluar-masuk di pintu maaf kalian? Semoga banyak yah..... :D So, postingan pertama setelah lebaran adalah berbaik hati mewujudkan permintaan adek Amma-cam, di sini. Katanya begini, "Oh iya, ini bukan bagian dari Liebster Award, tapi saya berharap Kakak yang menitahkan Award ini kepada saya mau menjawab ke 11 pertanyaan di atas. *Lirik Kakak Sparkling Autumn*" Aishhhhh, setelah membaca jawaban-jawaban keren Amma dari LA yang saya berikan, saya kok jadi merasa minder gini yah. Ckckck 

But, its ok lah. Jari-jari saya juga udah gatel pengen menggelitik *eh ngetik-ngetik. 11 pertanyaan doang kan? Aihhhhh, itu mah kecillll... (#nyombongdikit #ketawaevil) So, here it is! Cekidotttt.... jangan terlalu seriussss nahhh... :P

* 

Dari semua pigmen warna pelangi, warna apa yang paling kamu sukai?
Emang warna pelangi apa aja sih *lupa* Ahahaha tunggu dulu yah, nyanyi dulu deh biar inget. "Pelangi-pelangi alangkah indahmu merah, kuning, hijau, di langit yang biru, blablabla" Hooohhhhh, 3ji warna pelangi ternyata. :3 Anu, warna hijau dong. Kenapa? *masang wajah serius* Warna hijau itu adalah warna syurga, trus meneduhkan, bikin damai-tentram ngeliatnya, kayak dirikuhhhhh *dilempar ke sungai* bleppp 

Sesuatu yang bikin dilema itu...
Disuruh milih durian atau es krim
Disuruh milih minyak gosok atau coki-coki.
Disuruh milih perpustakaan atau kamu. Iya, kamu! *ke-doditdodit-an* 
Disuruh jawab pertanyaan ketiga.

Pilih mana, bersahabat dengan kerinduan, kesepian, atau sesuatu yang dekat tapi tak dapat kau raih?
Gila nih Amma, pertanyaannya 17+ banget -_- Ehmmmmm, sumpah dilema sangat. Anu, maunya sih bersahabat dengan siapa saja, ALIEN juga gak papa kok. *kembali ke posisi serius* Tapi, klo diperhatikan dengan seksama, mengapa saya harus bersahabat dengan kerinduan dan kesepian? Bukan kah saya adalah jelmaan kerinduan dan kesepian itu sendiri, juga saya adalah seseorang yang dekat tapi tak dapat diraih. Uhuyyyyy... *bingung-bingung deh maknainnya* wkwkwk

Kalau sakit, suka minum obat, tidak?
Kalau sakit saya suka diperhatikan si dia. *blushingg*

Kalau diberi kesempatan untuk menjadi tenaga kesehatan, pada profesi apa kamu ingin menjadi?
Anu, itue... 'penggembira' khusus pasien anak-anak penderita kanker. Adaji nah? Kalo ada itumo. Membuat mereka tertawa dan memiliki semangat untuk terus berbahagia menjalani hidup. Wihhh.... mau banget >_<

Suatu hari, kamu sedang berkendara, lalu melihat ada orang yang dicuri motornya. Apa yang akan kamu lakukan?
Wahhhh...sinetronggnya pertanyaannya. Ehm, kalau gitu saya akan menelpon Spiderman, Superman, Batman, Ultraman, tapi klo mereka pada sibuk, saya akan BBM Gatot Kaca, Wiro Sableng, ato si anu Masha and The Bear. Pasti adalah salah satunya yang dateng bantuka. ;)

Kalau melihat pelangi dan bulan dalam waktu dan langit yang sama, seperti apa reaksimu?
Pingsan dulu. Terus, kupanggil si anu untuk dateng menyaksikan keajaiban di langit sama-sama. Cieeeenyaaamiiii... :D

Coba pikirkan sesuatu yang paling kamu sukai. Sudah? Nah, pilih mana, beli benda itu atau beli buku? (terserah buku apa)
Pilih 'dia' dong. Nanti kan, si dia bakalan beliin saya buku. (Dia bukan benda atuhhhh)  

Banyak film layar tancep *eh salah*banyak film layar lebar yang diadaptasi dari novel-novel inspiratif. Menurutmu lebih asyik dan lebih suka yang mana, baca novelnya, atau nonton filmnya?
*mencoba serius* Membaca novelnya. Karena kepalaku bisa memproduksi filmnya lebih keren. Alias membaca dan berimajinasi bersamaan ahahaha  

Jawab jujur, ya. Sewaktu piala dunia dan agresi militer Israel di Palestina berlangsung, apa yang kalian lakukan. Menontonkah? Beribadahkah? Atau....?
*serius* Menangis dalam hati, marah-marah, kemudian menulis puisi di blog. Tetap menonton piala dunia juga. Berpuasa. Dan melakukan rutinitas seperti biasanya. :(

Nah yang terakhir dan yang terpenting tapi tidak, -_- dari awal baca tulisan ini, apa yang kamu pikirkan tentang saya. Jawab jujur nah.... Eh, jangan lupa, alasannya.
Dewasa sebelum waktunya. -_- Bertaubatlah, dek! Nikmati masa remajamu, dan tetaplah mengkepoi k e o n g k y.  :D

*

Selesaimi toh? Olala, uff, ternyata capek juga yah ahahaha 
So, Amma-cam sudahkah kamu puas melihat jawaban saya ini? :P


Jkrt, 31 Juli 2014
 

Saturday, July 26, 2014

Maafkan Yah :)




SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1435 H
Mohon Maaf Lahir dan Batin :)

*

Jkrt, 270714


Menuju Kemenangan


Tuhan, salahkah saya merasa menjadi orang yang kalah?

Jkrt, 270714

Percakapan Dua Orang Aneh


 #1

Aneh 1: Gue gak suka sama elu.
Aneh 2: Kenapa?
Aneh 1: Elu gak cantik tau.
Aneh 2: Oh. Nanti kalo aku cantik, aku kabarin yah.
Aneh 1: Ok!

#2

Aneh 2: Hei, aku cantik loh sekarang. 
Aneh 1: Hmmm iya, elu kok jadi cantik sih?
Aneh 2: Gak tau. Padahal gak diapa-apain.
Aneh 1: Semacam natural?
Aneh 2: Semacam itu.

#3

Aneh 1: Sumpah, elu cantik banget!
Aneh 2: Hahaha, makasih.
Aneh 1: Lu masih suka sama gue?
Aneh 2: Masih kok.
Aneh 1: Bagus deh.

#4

Aneh 2: Kok diem gitu sih?
Aneh 1: Gue bingung tau.
Aneh 2: Bingung kenapa?
Aneh 1: Dulu, gue gak suka sama elu karena elu tuh gak cantik. Sekarang, elu tuh udah cantik banget. Tapi, gue kok tetep gak suka yah sama elu?
Aneh 2: Hahahahaha

#5

Aneh 1: Gue ngerasa jadi aneh.
Aneh 2: Karena?
Aneh 1: Pembahasan gue sama elu dari dulu itu seputar cantik dan suka doang. Lu gak capek? Lu tuh cantik, banget malah. Suka orang lain aja.
Aneh 2: Kalau aku sudah suka sama orang lain, aku kabarin kamu kok.
Aneh 1: Gue tunggu yah.

#6

Aneh 2: Hei, aku sudah suka sama orang lain sekarang.
Aneh 1: Yakin? Dia suka sama elu juga gak?
Aneh 2: Iya. Dia juga suka. Suka banget, katanya.
Aneh 1: Semoga dia suka elu bukan karena elu cantik.
Aneh 2: Aamiin.

#7

Aneh 1: Elu baik-baik aja kan sama dia?
Aneh 2: Iya. Sangat baik.
Aneh 1: Elu bahagia banget kayaknya?
Aneh 2: Hahaha, tak tertakar.
Aneh 1: Oh.

#8

Aneh 2: Kamu sakit?
Aneh 1: Gak, cuman lagi bingung aja.
Aneh 2: Bingung kenapa?
Aneh 1: Nanti kalo gue udah gak bingung baru gue cerita.
Aneh 2: Baiklah, semoga kamu baik-baik aja.

#9

Aneh 1: Elu beneran bahagia? Gak lagi pura-pura?
Aneh 2: Iya. Aku bahagia betulan kok.
Aneh 1: Iya sih, keliatan di wajah elu. 
Aneh 2: Hahaha masa sih?
Aneh 1: Sialnya iya.

#10

Aneh 2: Kamu suka aku karena aku cantik?
Aneh 1: Mungkin, iya. Mungkin, nggak.
Aneh 2: Aku harus percaya yang mana?
Aneh 1: Percaya aja kalo elu itu cantik. Dan percaya kalo sekarang itu gue suka sama elu.
Aneh 2: Terima kasih. Tapi, maaf.


....tak ada lagi percakapan setelah itu. Untuk sepanjang tahun-tahun yang berlalu.


Thursday, July 24, 2014

Surat Untuk Anakku Kelak


Sumber gambar

Assalamualaikum Wr.Wb

Nak, sudah sebesar apakah dirimu saat membaca surat ini? Kamu akan menemukannya karena ibu yang akan menyuruhmu membacanya. Atau kamu sendiri yang menemukannya, kelak. Inshaa Allah. Kamu tahu nama ibumu kan? Yah, Aisyah Istqomah Marsyah. Ibu selalu merasa bangga memiliki nama yang seindah ini. Terlebih lagi ketika banyak orang yang memuji ibu karena nama ini. Di sini, ibu pernah menjabarkan arti nama ibu. Silahkan kamu membacanya.

Kamu tahu apa yang sedang ibu risaukan saat ini? Adalah perihal 'ISTIQOMAH' yang tertera di nama ibu. Kenapa? Seperti yang kamu ketahui, ISTIQOMAH berarti kuat pendirian, teguh, tegak lurus. Apabila kamu sudah menetapkan sesuatu, kamu akan menjaganya dan meyakininya dengan sungguh-sungguh. Seperti itulah kira-kira pemahaman ibu.

Namun, ber-ISTIQOMAH bukanlah perkara yang mudah, nak. Kamu tahu, dulu ibu seorang santri di sebuah pondok pesantren (Darul Istiqomah). Ibu pernah menghafal 3 Juz untuk syarat kenaikan kelas di jenjang SMA, ibu pernah mendapatkan predikat 'Santri Teladan' pilihan seluruh santri, ibu pernah sangat rajin ikut pengajian, mempelajari agama islam dengan antusias, pula dikenal sebagai santri yang 'alim' entah dari mana predikat itu muncul. Serta, berdakwah untuk menjalani kebaikan ini-itu. Sekali lagi nak, ber-ISTIQOMAH adalah suatu hal yang sulit. Jika untuk mendapatkan sesuatu adalah pekerjaan yang sulit dan butuh perjuangan, maka ISTIQOMAH lebih lebih dan lebih sulit lagi. Itulah mengapa kamu harus tahu nak, yang menjadi kebanggaan ibu di atas tak semua kamu lihat tersisa pada diri ibu yang sekarang (saat ini). Yang pernah ibu hafal, telah hilang terlupakan. Keteladan yang pernah ibu miliki, rasanya sangat jauh dari prilaku ibu yang sekarang. Ibu tak lagi pernah ikut pengajian. Ibadah pun, ibu hanya mengerjakan yang wajib itupun untuk shalat ibu tak lagi tepat waktu. Bahkan ada hari di mana ibu merasa malu 'pernah' merasa bangga pada apa yang ibu raih, pada akhirnya semua hanya semu. Karena apa? Karena ibu tak ISTIQOMAH menjaganya. 

Nak, manusia memang tempatnya salah dan lupa. Itulah mengapa Tuhan memberikan banyak kesempatan untuk bertaubat dan menyuruh kita untuk senatiasa meminta ketetapan hati, bukankah kau selalu merasa hatimu terbolak-balik? Ada saat kamu bertanya-tanya mengapa harus berjilbab, sedang kamu merasa cantik dengan memamerkan rambut indahmu? Semua ketetapan dan pilihan hati kita, akan selalu memunculkan tanya 'mengapa'. Mengapa saya mesti berjilbab? Mengapa Jilbab saya terlalu panjang? Mengapa saya harus memakai pakaian longgar ini? Mengapa saya tak memakai celana panjang? Mengapa saya tak pacaran seperti yang lain? Mengapa saya harus shalat 5x sehari? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang akan menggoyahkan hati dan iman kita. Ibu menulis ini, karena ibu pernah dan sedang merasakannya. Dan semua orang, khusus para muslimah yang telah memilih jalan kebaikan, akan diguncangkan keraguan demi keraguan. Di situlah ISTIQOMAH berperan.

Nak, kesedihan yang sedang ibu rasakan saat ini adalah, menemukan teman-teman seperjuangan yang berubah total, adik-adik santri yang pernah ibu bina juga banyak yang berubah, ajaran-ajaran yang diterima selama beberapa tahun di pesantren seperti tak membekas, dan yang lebih menyedihkan lagi, saat ibu menyelami jauh ke dalam lubuk hati ibu, ibumu ini juga termasuk bagian dari mereka; yang belum istiqomah.

Nak, menjadi baik itu proses panjang. Merasa paling baik itu adalah kesalahan besar. Karena, ibu yang dulu pernah merasa 'terbaik', kini disentakkan kenyataan bahwa mereka yang dulu bergelar 'buruk' kini menjadi begitu memesona dengan perubahan mereka. Ibu sedang membicarakan teman-teman ibu, ibu bangga pernah menjadi saksi perubahan baik mereka. Kalau kamu berkaca, tentulah kamu juga akan menemukan kejadian serupa. Orang-orang akan berubah kepada dua arah: dari baik-menjadi buruk atau justru sebaliknya, buruk menjadi baik. Dan selama nafas berhembus, kita takkan pernah bisa menghakimi seseorang, yang bisa kita lakukan adalah mendoakan yang terbaik untuk mereka. Siapa pun.

Nak, mari kita belajar untuk ber-ISTIQOMAH atas apa yang telah kita yakini dan tetapkan dalam hati. Apapun itu. Ibu takkan mengatakan ini mudah, bahkan ibu yang bernama Istiqomah dan pernah menimba ilmu di Darul Istiqomah-pun, masih harus terus mencoba dan belajar. Tak ada yang menjamin ke-ISTIQOMAH-an melekat dalam diri kita, kecuali atas Rahmat Allah. Meski terus mengulangi banyak kesalahan, kita akan kembali kepada Tuhan dalam sujud panjang. Kita harus berjanji dan saling mengingatkan untuk menjadi manusia yang baik, tak hanya saat ini saja, tapi sampai akhir kita menutup mata.

Bila kelak saat membaca surat ini kamu menemukan ibu dalam kekhilafan, tegurlah ibu, dan ingatkan kembali tentang perjuangan untuk ber-ISTIQOMAH dalam hidup ini. Dan jika ini terasa sulit dan berat bagimu, tak mengapa, perjalanan hidup akan membuka mata hatimu. Sebagaimana apa yang tengah ibu rasakan saat ini.

Semoga kamu mengerti, nak. Di mana pun kelak kamu berada, tetaplah Istiqomah. Semoga Allah merahmati hidupmu, hidup ibu, hidup keluarga kita dan seluruh ummat muslim di muka bumi. Aamiin.

Salam,

Ibu yang mencoba Istiqomah di jalan-Nya.

*
                                                                    
Di ambang kepergian Ramadhan.  Jkrt, 250714.   
                                                                     

Selamat Tuaaaaa Kak Jan Colehahhhhh :P


Selalu eksis :D

"Mereka bilang, kita DUO NARSISTA!!! Ahahahaha"

*

Terserahhhhhh... mau dibilang narsis kek, ratu gipo kek, apa aja terserahhhhh yang penting kita happy yah kak Jan, yah? Ahahaha... Sangat  mudah menemukan foto kita berdua kak Jan, terlalu banyak moment kita lewatkan berdua uhuyyyy... suka-duka, pahit-manis, asam-asin, campur-campur pokoknya deh. Padahal, kalo mau lari ke belakang niyeee (flashback gitooo) awal perkenalan kita dimulai di pesantren rock n roll saat itu saya santri dan kita pembina kamarku. Kuingat sekali waktu masih polosku (-_-) saya rela menyerahkan rosbanku (baca: ranjang) yang ada di bawah, dan milih rosban atas, gara-gara baikkumi itu tidak enakka lihat pembinaku manjat-manjat kayak mongkey. Ckckck Tapi ternyataaaaaaa.... nda pernah jeki ada di asramaa. Huuuuu pembina apaan tuh :P

Dulu itu masih jaim-jaim gitu, hormat-menghormati, nda akrab juga. Kalo bahasa gaulnya mah, cukup tau aja. hohoho Justru, saya lebih akrab dengan kak Iyla, karena diaji yang mau bati2'i statusku di facebook dan memperhatikan kesehatankuuhhh huhuhu


Gipota' di ckckc nda bisa liat kamera nganggur. ckckck


Nah, saat saya jadi pembina, baru deh kita jadi dekat gitu. Semuanya bareng-bareng (gak juga sih) galau bareng, dimarahin Pak In*ra bareng, nyapu halaman bareng, marahin santri bareng, hukumin santri bareng, kabur nonton Final Bola AFF bareng, kelaperan bareng, ngutang di kantin bareng, bikin usaha bareng, jadi bangkrutnya pun bareng, sampe mimpi pun kita bareng ahahaha (yang ini hoax) dan yang pastinya... kita keluar/resign dari kepembinaan juga bareng-bareng sambil marah-marah gitu ahahaha

Sejak kuliah bareng kita semakin dekat (bareng mulu yah). Udah kayak sumpit gitu ato sendal ato tom n jerry #eh Trus, rumahta sepertimi rumahku juga, coba lebih lama lagi di Maros mungkin sertifikat rumah sudah balik nama jadi milikku wkwkwk Kemana-mana bareng, tersesat bareng, saling menasehati, saling memberi, saling menyusahkan juga, ahaha bukan bah, saya kayaknya lebih banyak menyusahkan kita. Saya kan orangnya susah dimengerti (iya kan kak? hayooo ngaku) kadang-kadang cerewet, eh tiba-tiba diem begitu (kesambet kapang kak). Yah, kusadariji kak emang saya sudah banyak menyusahkan, minta tolong ini-itu, pinjam ini-itu, pelupa, tapi kalau kupikir-pikir nda pernahki marah sama saya. Kenapa  bisa kak? Bagi dong resepnya... :D 


Diingatji cerita di balik potopoto ini kak? :(


Yahh beginilah adanya, kita sudah hampir bareng-bareng lama banget. Sekarang, saya sudah di Jakarta. Semua cerita kita udah berbeda, kita punya jalan masing-masing untuk mengejar cita-cita. Sedih? Yaelah jangan ditanya... itu pasti. Tapi begitumi saya, susah menangis di depan orang. Tau sendiri kan kak? Taulah...wong kitaji itu paling mengerti dirikuhhhh (dilempar bunga beserta potnya)

Oiya kak, makasih nah, untuk semuanya. Sudah menjadi teman serta kakak yang baik. Alhamdulillah banget, saya selalu dikelilingi orang-orang baik seperti kita dan kak Ira. Makasih sudah sabar menghadapi saya yang sedikit aneh dan pelupa, udah bikinin kamlas, udah nyiapin makanan kalo saya laper (ter...la...lu), udah minjemin kudung, udah bantuin kerja tugas, udah dianterin kemana-mana, udah nraktir, udah minjemin kamarnya buat tidur siang, udah mukul-mukulin belakangku kalo lagi sakit, udah menulis tulisan yang menyedihkan ini, pokoknya udah mengisi hari-hariku dengan keseruan dan kegokilan (bersama kak Ira juga). Saya gak bakalan ngelupain semuanya. Kalo mau disebutin semua, nda tidur2ma ini, nah sebentar lagi sahur ckckck ahahaha Oiya lagi, maaf untuk segala khilaf dan kesalahanku selama berada di sana. Maafkan memangaaaaa...... T_T

Jadiiiii..... inti dari tulisan yang panjang dan tak beraturan ini adalahhhhhhhhh.....  

SELAMAT ULANG TAHUN KAK JAN. SELAMAT TUAAAAAAAAAAA!!!

Maaf hanya ini yang bisa saya persembahkan. Semoga yang baik-baik kita dapatkan di umurta yang sekarang. Selalu ada 'aamiinku' di setiap doa yang kita panjatkan serta doa dari orang lain untuk kita. Saya percaya nda bakalan talupakanja, karena saya kan Aisyah Yang Tak Terlupakan, Yuhuuuu :P (lemparmaaa pake duittttt) >.<

Sudahmi nahhh... salamku untuk keluargata di sana, adek Izzah yang selalu memanggilku 'Bu Iis' T_T kasih tauki, salam dari Bu Iis'na yang cantik dan soleha. Brrrr Satupiiiiii... SEMOGA DISEGERAKAN JODOHTA cieee kawin, kawin, bentar lagi kak Jan kawinnn ahahaha.... Aamiiiiiiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.


kapanpi kita jalan-jalan bareng lagi yah? :'(

*

Jkrt, 250714-02.23


*Semoga kak Jan tergerak membuka Blogku dan menemukan ini. :( 
*Semoga ada yang mau menyampaikan tulisan ini ke Kak Jan. :(

Tuesday, July 22, 2014

Selamat Hari Anak Nasional 2014 ^^




Dengan penuh suka cita, dan kebanggaan luar biasa saya ucapkan 
"SELAMAT HARI ANAK NASIONAL 2014"

*

Dan inilah 10 hak anak yang perlu kita ketahui bersama:

1) Hak atas persamaan
2) hak utk memiliki nama
3) hak utk memiliki kewarganegaraan
4) hak atas perlindungan
5) hak atas makanan
 6) hak atas pendidikan
7) hak atas kesehatan
8) hak rekreasi
9) hak bermain
10) hak atas peran&keterlibatan dlm pembangunan

sumber di sini

*
Sudahkah hak-hak mereka terpenuhi?

Kata Dia, yang kuamini (lagi) "Tidak ada yang lebih menyedihkan di dunia manusia, selain tangis anak-anak terluka."

Mari, bahagiakan anak-anak di mana pun mereka berada, bagaimana pun mereka kelak. Dan inilah pinta doaku, Aamiin.
"Semoga aku bisa merawat dan menyayangi anak-anakku kelak, baik dari rahimku maupun rahim dunia yang tak bisa menjaganya."

Jkrt, 230714

Yang Berkicau Yang Didengar




Ini tentang kebenaran. Saya sepakat dengan dua tweet di atas.



Memang! :D


Aishhh... ini!


Jangan terlalu, tidak semua yang nampak itu kebenaran!


Hmmm

*

Sumber tweet dari sini, kupikir dia seorang pria tua berjanggut lebat yang menghabiskan hidup di kursi goyang sambil menyeruput teh manis. Memandang dunia dari balik jendela, lalu mulai memaknai hidup dan membaginya dalam ocehan tweet. Ahaha, dia menjadi rancu ketika dibahasakan. 

Apapun, dia tetaplah dia. Yang tak kukenal dan kuketahui, sebanyak apapun tweetnya kufavoritkan. 

Jkrt, 230714

Berbincang Tentang Penyesalan





Dalam sebuah percakapan yang kupaksa untuk panjang -karena aku tak ingin berhenti berbincang dengannya-, kakak itu memberikan 'kata mutiara'yang sampai sekarang belum bisa kupahami, walau sebenarnya -sepertinya- sudah kurasakan.

*

"Kak, mau berhenti kerja?"

"Iya, dek."

"Deh! Baru 2 minggu yang lalu kuberi selamat kak, masa sekarang udah berhenti?"

"Iya, mauka buka bisnis sendiri."

"Oh, nda menyesal jeki?"

"Kata kak M, apapun yang kita putuskan pasti akan kita sesali. Entah sedikit atau banyak. Hehehe"

"..."

"Kenapa? Gak ngerti yah?"

"Bah..."

"Nanti menger jeki itu, doakan nah!"

"Iya, semoga lancar bisnisnya."

*

Tak ada yang perlu disesali. Lalu bagaimana dengan kalimat ini, kak? Mengenai persoalan hidup, memang saya banyak keponya. Selalu ingin tahu ini-itu, dan bagaimana orang-orang mampu melewatinya dengan baik.

Andai ada perbincangan lain setelah itu, mungkin saya akan memperoleh jawaban lebih dari apa yang saya terka sendiri. Sayang, kak FN seperti menghilang ditelan bumi.

Kemudian, saya mulai mengingat hal-hal yang sudah saya putuskan sepanjang hidup saya. Apa, kemana, bagaimana, kapan, dan semua yang setelah saya pilih untuk diri saya dan kehidupan saya, adakah yang saya sesali? Berapa banyak penyesalan? Sedalam apa? Lalu?

Semakin saya mencoba mengingat, saya merasa ada yang aneh di hati. Semacam 'ketidakmampuan' menerima jawaban yang muncul atas pertanyaan sendiri. Saya putuskan untuk berhenti mencecar diri saya tentang penyesalan, saya takut terluka.

Sesaat pikiran egois saya muncul,

"Hidup saya sudah dipenuhi banyak penyesalan.
Saya tak ingin menerima orang-orang
yang datang dengan penyesalan -atas apa saja-"
Dan keegoisan lain muncul,

"Saya tak menyesali apapun."

Ahhhh, pergilah pikiran jahatttttt. Sepertinya saya butuh seseorang -mungkin kak FN lagi- untuk menjelaskan tentang penyesalan-penyesalan yang akan kah ada habisnya. Benarkah selalu ada?

*

Jkrt, 220714

Sunday, July 20, 2014

Sudah Menjadi Monster


Ini sudah sakit yang ke berapa yah? Aku (hampir) kehilangan kesabaran, meski masih mencoba tak memberontak -agar dosaku dihapuskan-. Banyak 'tak boleh' dimaklumatkan. Banyak sesal pula kupikirkan. Aku tak bisa kemana-mana, apa-apa, dan diam saja. 

Penyakit ini sudah menahun. Sudah menjadi monster yang berkuasa. Ah, aku kalah. Ini semua salahku yang terlalu cuek, bahkan pada diri sendiri. Yah, sudahlah. Kalau kata dokter seperti iu, yah kita lihat nanti. Kita lihat saja reaksi obat-obat yang segunung ini.

Aku akan meminta kesembuhan pada Tuhanku, banyak-banyak.

*

Jkrt, 2107114





Yang Perlu Kau dan Aku Tengok Kemudian Hari


Tapi apalah arti waktu, waktu hanya suatu ukuran yang tak mampu memisahkan ingatan dan kenangan yang pernah terjadi.

(AA Navis)


*


























































*

Rahasia itu adalah sumber kekuatanku, kehendak yang memampukan aku untuk tidak melekatkan diri pada apapun juga, dan sanggup mengatasi rintangan.

(Rispondimi, hl.75)


Jkrt, 210714

Saturday, July 19, 2014

Bagaimana Jika? #1


Bagaimana jika, orang yang engkau ikat raganya dengan akad, adalah orang yang jiwanya masih ingin bebas dan liar berkelana? Mengumpulkan cinta dari tiap pucuk pepohonan yang ditemuinya di hutan, dan melupakan tiap cinta yang kau berikan setiap matahari terbit di ujung senyuman? Mengagumi puncak-puncak gunung dan meneriakkan kebanggaan bahwa dia telah dapat menyentuh awan, sedang dirimu, sendiri menggapai kesunyian bahkan dihinggapi rasa rendah diri untuk menunjukkan engkau sebenarnya telah memiliki pasangan? Dia sibuk menyelami lautan dan menantang ombak, kemudian kembali padamu, bahwa hari-hari kebersamaan yang hilang dia ganti dengan cerita semalam suntuk, lalu keesokan harinya dia kembali pergi bersama ranselnya meninggalkanmu. Sendiri. Lagi.
Bagaimana jika hal ini terjadi padamu?
 *

Kuatlah, A.

Jkrt, 190714

Friday, July 18, 2014

Berhentilah!


Saya benci keributan. Saya benci orang-orang yang suka berteriak. Saya benci sekali. Dan lebih benci lagi ketika mereka berteriak kepada orang yang mereka sayang. Mengapa harus berteriak?

Jkrt, 190714 

Thursday, July 17, 2014

Mataku Memilihmu





...

karena mataku telah memilihmu
maka mataku adalah tajuk yang memuisi
dan selalu ingin melihatmu, sampai aku lupa
cara untuk mencintaimu
dengan cara tak berhenti melihatmu.


_Kaimuddin Haq, Mozaik Kalubampa. 


Jkrt, 180714

Tentang Kehilangan, Lagi.




"Kau tahu Arga, jika seorang lelaki kehilangan wanita, mudah baginya. Karena wanita hanyalah tulang rusuk, bagian kecil lelaki. Tapi jika wanita kehilangan lelaki, berat untuknya, karena ia kehilangan satu tubuhnya."


(Pengalaman Arga, NN)


*

Benarkah ini? Kehilangan bukan perkara sepihak, dan siapa lebih besar dari siapa rasa sakit yang dirasa. Menurutku, kehilangan adalah kehilangan. Seberapapun berat yang harus dihadapi, tetap saja, kehilangan akan membuat sebuah lubang. Dan waktu adalah sebaik-baik jawaban yang mampu menutupinya, sedikit demi sedikit. Entah sampai tuntas luka, atau meninggalkan luka kenangan yang menganga.

Jkrt, 180714