Tuesday, December 9, 2014

Mari Melangkah!




"Tujuan itu bisa jadi sesuatu yang dekat,
cuma saja kita perlu berani untuk memulai langkah."

~indeed~

Sunday, December 7, 2014

Benarkah Kau Tak Tahu?


 Ketahuilah...

Aku ingin menulis tentang apa saja, di mana saja, kapan saja, semua hal yang aku suka dan tidak. Dengan alasan, aku bukanlah pencerita yang memiliki pendengar setia. Aku yang terlalu malas bicara menjadi lengkap setelah hatiku tak mudah percaya.

Namun, pada bagian tentang dirimulah aku menulis seperti berbicara. Semudah menuliskan biru pada cuaca. Seriang gelak tawa adik bungsuku. Setulus waktu menjemput aku.

Tapi kau tak tahu. Yah, tak tahu.


Jkrt, 011214


Operating System Not Found!


Laptopku rusak! 
Saat kubuka, hanya ada layar hitam dan tulisan 
'Operating System Not Found' di pojok kiri atas.
Ah, sakitnya hatiku. :'(

jkrta, 061214

Friday, December 5, 2014

Mungkin!


“Kau harus menelusurinya dengan ujung jarimu, sampai ada bagian tak rata, di situlah ujungnya.” Srekkk. “Nah, lihat! Kalau kau sudah menggunakannya, lipat ujungnya agar tak susah mencarinya lagi."

“Itu KEREN sekali!”

“Itu biasa saja. Semua orang tahu.”

“Tapi aku tak tahu.”

“Mungkin kau bukan orang.”

“…”

jkrta, 031214

Untuk Kakak Sotta' yang Apakah Masih Sotta'? :P




If anyone can fill my world with joy and happiness

And cast away all of my loneliness

Always there beside me when I am down

And never left my face with a frown

It’s you! Yes, it is you my friend who can make it all come true.


(Friend-Mocca)

*

Hari-hari melepas dan melesat tak cepat atau tak lambat seperti biasanya, mereka selalu sama saja, sampai pikiran mengubahnya menjadi kereta yang melaju tanpa rem atau bak angkot tua yang terseok-seok kehabisan bensin. Ini sudah setengah tahun sejak saya meninggalkan Maros, dan tak lagi menyusahkan dua kakak yang setia disusahkan. Selain kak Jannah, adalah kak Ira yang kadang kubayangi hidupnya. Setidaknya sejak perkenalan di perpustakaaan SPIDI, dan kesamaan-kesamaan pikiran yang membuat kami dekat, lalu dekat banget.

Kak Ira adalah tempat berbagi yang perlu diwaspadai, terlalu sotta’ (sok tahu) tapi hampir selalu benar. Seperti tak ada celah untuk menyembunyikan sesuatu, tapi tetap saja saya masih lebih pintar bermain petak umpet. Untuk satu hal yang mungkin masih menjadi ‘gugusan hipotesis’ di kepalanya Kak Ira. Klo benar iya, saya patut bangga dan tertawa. Hahaha

Kak Ira adalah teman bermain teka-teki. Menebak-nebak apa yang terjadi pada kehidupan orang-orang yang kami amati. Mengobrolkannya siang-malam, di kamarnya yang tidak terlalu luas, kadang kami menghabiskan waktu bak komentator hebat berjiwa psikolog. Membaca dan mengomentari. Meski pada ujungnya, kami bukanlah siapa-siapa selain dua wanita kepo yang berwajah intelek. Titik.

Kak Ira adalah partner di mana saja, kapan saja, untuk apa saja. Hal sederhana, sedikit sulit, hingga hal gila yang perlu diingat kembali hari ini tapi enggan kucerita. Kesediaannya menerima saya dengan segala kekurangan, serta ketulusannya menjadi pendengar dari tiap masalah yang kucerita atau kusimpan, menjadikan Kak Ira itu keren sekali. Menurut saya. Tapi hal yang mengesalkan adalah, dirinya terlalu imut untuk seorang kakak bijak. Hingga saya merasa terlalu tua untuk bersikap kekanakan di dekatnya. Uff, begitulah.

Kak Ira adalah calon istri dan ibu yang terlalu lama menganggur. (Hahaha, diksiku ampun deh) Maksud saya, sebagai seorang adik yang banyak merasakan ‘kebaikan wanitanya’ seperti diurusi makan dan sakitnya, Kak Ira sudah cukup pengalaman untuk mengurusi sebuah keluarga.  Oleh itu, menganggur kata yang tepatkah? Hei, jodohnya Kak Ira, where are yuuuuuu? :D

Meski tak semua, itulah Kak Ira di mata seorang saya. Adik tak tahu dirinya, yang tersayang. Kalau gak berlebihan, yang tercintahhh, tapi cukup si anu saja yang tercinta. :D


*

Kak Ira,

Terima kasih sudah menjalani sedikit dari bagian hidupta menjadi teman dan kakak yang baik. Terlepas permasalahan yang pernah terjadi, Alhamdulillah kita masih baik-baik saja, justru menambah nilai pertemanan ini.

Terima kasih untuk mempersilahkan saya selalu datang ke rumahta, menginap, berbincang hingga larut malam, dan bangun pagi seakan akan saya adalah bagian dari keluarga besarta yang sama-sama menikmati teh dan sarapan.

Terima kasih untuk setiap nasehat yang kadang saya terima, kadang tidak, kadang malah membingungkan kepala. Seperti malam itu, ketika saya dihadapi serbuan tanya tentang ‘cintahhhh’. “Yang paling tulus adalah yang tidak mengatakan.” begitu menurutta, lalu saya tertidur sambil terus memikirkannya.

Terima kasih, kita telah melewatkan banyak hal bersama. Semoga saya tidak dilupa. Tidak tersisih dikalah oleh bagian cerita hidupta yang baru. 


*

Maaf untuk hal-hal yang luput, hal baik yang seharusnya dilakukan seorang teman kepada teman, namun tak kulakukan. Maaf untuk setiap cerita yang tak berakhir hingga hari ini. Maaf yah kak…

Seperti halnya kado untuk hari lahirnya kak Jannah, pada hari ini, meski terlalu murah untuk sebuah kado, tulisan inilah yang mampu saya berikan. Tahun lalu kita menghabiskan setengah waktu di PTB, meminum jus dan memutuskan menggenapkan waktu traktiran di Pariangan. hehehe diingatji

Teriring doa untuk segala keberkahan hidup, ilmu, dan hari-harita. Semoga Allah memudahkan yang sulit, menenangkan yang resah, serta menjadikan nyata apa yang terbaik dari impian-impian besarta. Aamiin. Kusayangki. :P

Terakhir, kutunggu undangan. Terserah undangan apa aja... ahahahaha




Jkrt, 011214
*

Catatan kecil:
- maaf baru dipost, kakak baru ngisi modemnya :(
- kutitip tulisan ini ke orang yang paling kuingini ada di sampingta nanti #youknowwhatImean ;)
- sengaja tulisannya agak nyastra, sengajahhhhhh... ahahaha
- jammi komen nah. jammi! wekkkk
- miss you kak!!! :')