Wednesday, February 29, 2012

Childish

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Jam setengah empat subuh baru tidur, sekarang mengantuk sangat. Study hard, beginikah seharusnya aplikasi dari tulisan yang tertempel di dinding kamar saya. :(

Friday, February 24, 2012

Musing

Bismillahirrahmaanirrahiim.


KEMBALI
(The Fikr)


Kutinggalkan dunia silamku, Untuk kembali kepadaMu
Biar kutempuh duri dan ranjau, Demi Allah kutempuh dengan tenang


Sekian lama aku tertipu, Godaan kerlipan fatamorgana
Karena menurutkan hawa nafsu, Aku pecundang dalam hidupku


Oh, Tuhan pimpinlah setiap langkahku, Dalam perjalanan menujuMu
Kutak bisa tuntut apapun, Selain mengharapkan kasihMu


Cintaku padaMu segalanya, Cintaku padaMu sepenuhnya
Cintaku padaMu cinta agung, Wahai Tuhan yang pemberi rahmat


Ampunilah dosa-dosaku
Ampunilah dosa-dosaku
Ampunilah dosa-dosaku


***


Mendengarkan lagu ini berulang-ulang, membacanya berkali-kali, memutarnya tak pernah bosan, lalu memaknainya menjadi rutinitas baru. Semoga renungan tak jadi ritual belaka, melainkan restart untuk benar-benar kembali kepadaNya. 

Inni wajjahtu wajhiya lillahi fatarassamawati wal ard. 





Thursday, February 23, 2012

Puisi : Lalu Berpuisi

Bismillahirrahmaanirrahiim.


AKU TAK BERPUISI HARI INI


Sedekap siang, aku dijamu demokrasi terbuka dan ditanya Ideologi tertutup
terang saja aku gelagapan.

Didudukannya aku pada kursi di ujung meja, resah menjawab patah-patah hanya Pancasila. 

Sila satu
"Aku lupa baru saja tinggalkan dhuha."
Sila dua
"Muak dengar jeritan kelaparan anak-anak tetanggaku. Si Laksmi, pembantuku, buang semua makanan yang tak kusuka."
Sila tiga
"Bersumpah tak kutemui Si miskin, walau mengiba di pagar tergembok."
Sila empat
"Masukkan saja ke bui, setandan pisang tetap saja bernama pencuri."
Sila lima
"Menjemput teman yang bebas jerat tuntutan korupsi, merayakannya di restoran bintang lima. Dengan uang hasil korupsi tentunya."


Kau sedang berpuisi? 

Aku menggeleng. Aku sedang tak berpuisi hari ini. Kemarin juga. Nanti, esok pula.




Dalam kebingungan, ingat PPKN. 23 Februari 2012


Tuesday, February 21, 2012

Charge [2]

Bismillahirrahmaanirrahiim.


Saya cinta gila es krim. Juga, nonton bola. Di peringkat ketiga, bulu tangkislah. Tapi di atas semuanya, minyak gosok is the best.

*

Es krim.

Kawan, Es krim dapat membuat rileks pikiran yang tegang, baik dikonsumsi ketika belajar Matematika, waktu senggang, sudah makan, atau pas lagi marah dan kena marah (bisa jadi ini kefanatikan dan khayalan saya saja), tapi dalam artikel menjelaskan kandungan kalsium pada es krim bermanfaat untuk menjaga kepadatan massa tulang, pencegahan osteoporosis, kanker, serta hipertensi. Apalagi yang lebih banyak susunya drpd air. (ini baru dpt dipercaya).

Di sebuah klinik, seorang anak kecil merengek minta dibelikan es krim. Sang mama melarangnya, "Kamu lagi sakit kakak." Tiba-tiba terdengar sahutan dari dalam ruang dokter, "Hey, siapa bilang kalo lagi sakit tidak boleh makan es krim!" Semua diam, terlebih sang mama, lalu keheningan milik saya dan sang adik kecil yang sama-sama tersenyum. Es krim yummmy.

*

Nonton bola. Apalagi pertandingan liga-liga besar.

"Is, bangun. Ayo bangun." bapak memukul-mukul badanku. "Ehm, kenapa pak?" Tanyaku sambil memaksa membuka mata. "Club A lawan B." Trus, apa urusannya sama saya pak. Meski enggan saya bangun dan nongkrong di depan TV, tak lama, ketika saya sesak dengan ketegangan menang-kalah justru dengkuran keras terdengar dari mulut bapak. Selalu.


Lama kelamaan.

"Ehm, siapa itu nyalain TV tengah malam." teriak mama dari kamarnya. "Iis, nonton bola ma." saya menjawab sambil melirik jarum jam di angka 3. Haha

Itu sekitar 10 tahun yang lalu.

Sekarang saya heran kalau ada lelaki tak suka bola, saya tidak akan bilang seharusnya dia pakai rok, ups tidak sengaja.



Hidup Portugal. Hidup Barcelona. Hidup PSSI.

*

Bulu tangkis.

Rival terberat: Mama. Permainannya yang ngotot, kibaran jilbab hitamnya, mata yang tak lepas dari kok, ditambah beliau kidal, performance-nya semakin artistik dilihat. Ibu lawan anak. Sore hari selalu menjadi moment kekalahan menyakitkan, bagi sang anak tentunya.

Mama melarang saya nonton semua liga bulu tangkis. Karena setelah pertandingan keluhan saya cuma satu: dada sesak, perut tegang, dan mata kelilipan.

*

Minyak gosok.

Sejak dulu, entah kapan, entah angka pada tanggal berapa saya bisa menandai betapa saya telah tergila-gila pada makhluk berminyak satu ini.

Kata orang-orang, kecanduan. Bisa saja. Tanpa benda ini, rasanya adrenalin saya terpompa tak beraturan. Cepat marah, cepat turun, tapi marah lagi. Gelisah. Dan, yang sangat memalukan adalah syndrome kesepian juga ikut-ikutan.

Oh, saya sudah OD dengan benda ini barang kali. Saya besar bersamanya. Dari harga 4500 sampai sekarang 10.000 untuk sebotol kecil. Memaksa kakak menyisakan gajinya khusus untuk dia. Aneh? Memang, saya akui. Apalah daya jika dia menjelma menjadi soul dan saya mate.

Pecahkan saja gelas-gelas itu, tapi jangan sekali-kali menyentuh my soulmate. Singa dalam diri ini kan terbangun, begitulah peringatan pada orang2 yang mencoba mengganggunya. 

Membicarakannya takkan habis, biarlah nanti dia punya ruang tersendiri untuk menaruhnya di urutan pertama apa yang paling saya sukai. Nerd. I dont care.

*

Uff, selasa yang berbahagia ini, meskipun kepala penuh pertanyaan yang belum terjawab. Sebaiknya membicarakan yang saya sukai saja, agar saya senang, bahagia, pokoknya yang positif2 dulu deh.

Hah, lega. Sangat.


Monday, February 20, 2012

3 dari 34

Bismillahirrahmaanirrahiim.


Pada bulan februari tahun lalu, Kepala Sekolah kami Ust. Supardi memutarkan video mengenai seseorang (saya lupa namanya) yang mencatat mimpi-mimpinya di selembar kertas dan menempelkannya di tempat dimana orang bebas melihatnya.

100 mimpi.

Teman-temannya tertawa. Satu mimpinya tercoret; tercapai. Dicemoh. Tercapai. Diledek. Tercapai. Begitulah rute perjalanannya mengejar semua mimpinya hingga saat video itu diputar beliau sedang berada di Jepang,  kuliah,  mendapatkan beasiswa sesuai mimpi yang dicatatnya.

Dan...

Ramadhan lalu, teman baik saya Ishma  memberitahukan saya tentang DREAM BOOK. Katanya, catatlah semua mimpi-mimpi kita dengan serinci-rincinya. Mau mobil? mobil apa, warnanya, flat, tipe, keluaran, design, bla, bla, bla semuanya harus jelas dan detail. Insya Allah, tercapai....


*

Keongkivers, di senin malam yang penuh rinai ini. Kembali saya putar kenangan itu.

Setelah menonton video itu, hati saya bergemuruh dan beraksi mengambil pulpen dan kertas untuk mencatat mimpi-mimpi yang sangat saya inginkan. Alhasil, 34 mimpi termaktub. Walaupun untuk keberanian menempelkan di tempat terbuka belum juga kesampaian. Tapi saya selalu membawanya kemana-mana.

Mengenai DREAM BOOK, saya pun membuatnya. Di sebuah buku besar, dengan sengaja saya pilih yang cantik n menarik. Mencatat serinci-rincinya meski baru sekitar 10 mimpi saja.


*

Kawan, Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar bukan? Jangan pernah lupakan itu. . .

Karena saya sudah mencoret 3 mimpi saya, yang mungkin saja belum ada apa-apanya. Namun, saya percaya ini adalah setitik sinar yang kelak akan menjadi seberkas cahaya untuk masa depan saya.

3 mimpi dari 34 itu;

1. Cerpen/Puisi saya diterbitkan di koran. (Pada tgl 23 oktober 11, Jalan Pulang, Koran fajar)
2. Punya buku. (Alhamdulillah ada 5 buku. Meski dalam bentuk antologi, tapi tetep ajha buku khan? hehe)

    Ini beberapa buku saya. . . 

Karena Aku Tercipta Istimewa, 2011



Antologi semua yah, yang penting buku... Next time, Insya Allah buku sendiri deh.

3. Berbincang dengan penulis besar. (Tgl 23 Desember 11 saya berbincang2 dng Pipet Senja dlm rangka TOWR FLP di Pucak)

sama bunda Pipiet Senja nih, kayak lagi talkshow toh.. *ngarep
Langsung minta wejangan, "Sebagai motivasi untuk saya." 
Menulis adalah perjuangan. Mari kita rekam jejak sejarah melalui karya.  Tulis bunda Pipiet Senja.

*

Dan ini, adalah Dream Book saya...


 Punya rumah sendiri di umur 25 tahun. Itulah mimpi No. 2. yang membuat saya tergelak. Sekarang umur saya 20 menjelang 21, itu berarti untuk mewujudkan mimpi ini sisa waktu yg saya miliki kurang dari 5 tahun lagi.


Dengan segala rincian tentang 'rumah idaman' saya, Apakah mimpi ini akan terwujud?

Keongkivers, jadilah saksi atas tekad saya malam ini. SAYA AKAN MEWUJUDKANNYA. Amiin.


*

Kawan, mulailah bermimpi sekarang juga.

Satu per satu. Allah akan menunjukkan jalanNya. Kita hanya perlu mengikutinya, ikuti saja, jangan mengeluh tentang aral, onak, duri atau kerikil-kerikil tajam yang kita injak. Badai yang menerpa. Gunjingan yang menyesakkan. Sebaik-baik penunjuk jalan, adalah Pencipta jalan itu. Allah SWT.

(Sang pemimpi adalah sang pemberani, Andrea Hirata.)

Saturday, February 18, 2012

Love, love, and love: My Mom

Bismillahirrahmaanirrahiim.


Menurut Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc. MA. dalam bukunya Kuliah Akhlaq, cinta adalah kesadaran diri, perasaan jiwa dan dorongan hati yang menyebabkan seseorang terpaut hatinya kepada apa yang dicintainya dengan penuh semangat dan rasa kasih sayang. 

*

Saat lebaran, kami siap dengan pakaian baru nan cantik di depan hidangan nikmat yang tersaji. Lalu, mama masih dengan baju yang dipakainya sejak tadi malam sibuk mengurus segalanya agar terlihat cantik. Tapi kawan, dia lupa bercermin untuk memperhatikan dirinya. Mungkin saja lupa, atau beliau  merasa tak perlu jadi cantik. Cukup anak-anaknya. Dia 'lupa' untuk kami dengan senyuman?

*

Keongkivers (tetep maksa hehe), kawan sekalian...sabtu ini, CINTA yang saya bicarakan adalah sekilas gambaran di atas. Bagi saya itulah cinta yang mulia, nampak jelas namun alpa terjamah. Pantaslah Nabi menyebutnya 3x, ketika kita bertanya-tanya siapa yang patut kita abdikan diri ini setelah Allah dan RasulNya.




#


Salam sabtu, I Love U Mom pulllllllll :)

Friday, February 17, 2012

Jejak Hamba : Lost

Bismillahirrahmaanirrahiim.


Salam jumat keongkivers (alah...so ada pengikutnya. hehehe), kawan. . .sebagaimana yang telah saya tetapkan dalam PerMenKi/01/2012 (Peraturan Menteri Keongki No. 1 tahun 2012) bahwasanya Negeri blog ini setiap jumat akan memosting JEJAK HAMBA. :)

Apaan tuh?

Saya manusia, makhluk ciptaan, berarti ada yang menciptakan dong? Yup, Allah SWT sebagai My Holly Creator adalah raja saya. Sebagai hamba, saya ingin mengukir jejak dalam perjalanan saya di bumiNya. Agar ada pelajaran, hikmah, kelak ketika saya salah jalan cukuplah berbalik menyusuri jejak-jejak yang saya buat. Oleh itu, bantu saya untuk mengukir jejak kebaikan. Agar tak tersesat dua kali. Bahasa kerennya, jadilah lebih baik dari keledai. ^^



###




Jumat ini saya menghilangkan kesempatan mendapatkan sinar yang akan menerangi antara dua jumat saya. Why? Saya melewatkannya kawan... amalan istimewa itu. PerintahNya. Membaca surah Al-Kahfi. 

Berhentilah menunda-nunda waktu, kalau ternyata semua bisa dikerjakan saat itu. Contohnya saya, kamis malam saya sudah membaca Al-Kahfi dengan menyisakan satu halaman untuk esok hari. Saya pikir ini mudah, toh hanya satu halaman yang tersisa. Satu kali duduk pun selesai. Sayang, semuanya tak berjalan sesuai rencana. Yah, malang nian justru hari ini saya disibukkan dengan pekerjaan lain hingga panggilan halaman terakhir Al-Kahfi tak tergubris. 

"Kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at."

Begitulah buah orang yang menanam kebiasaan menunda-nunda waktu. Ayo ngaku, kawan sekalian suka seperti ini kan? Terkadang, kita sadar dan berkata, "Iya yah..." Tapi lucunya, esok terulang lagi. Lagi. Dan lagi. :(

Semoga jumat yang akan datang, saya meraih cahaya itu kembali. Kawan Keongkivers juga, Ups, kawan sekalian juga yah. . .

*

Keutamaan lain, diampunkan dosanya antara dua jumat. Dan boleh jadi inilah maksud dari disinari di antara dua Jum’at. Karena nurr (cahaya) ketaatan akan menghapuskan kegelapan maksiat, seperti firman Allah Ta’ala:
 
إن الحسنات ÙŠُØ°ْÙ‡ِبْÙ† السيئات

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (QS. Huud: 114)


* 


Wallahua'lam bisshawab.



Thursday, February 16, 2012

Muhasabah

Bismillahirrahmaanirrahiim.

16 Februari, dua tahun sudah menjadi Pembina kampus putri Darul Istiqomah. Ternyata, yang harus lebih utama dibina yah diri ini.


# Muhasabah

Paralyzed

Bismillahirrahmaanirrahiim.


Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, sampai  mereka mengubah keadaan mereka sendiri. (QS. Ar-rad: 11)

Membuat batas adalah pekerjaan termudah. Terutama dalam ranah pemikiran kita. Saya tidak bisa, saya orang miskin, kalo ada uang pasti beres, kalo jadi dia segalanya akan mudah, bla-bla-bla...

It's easy. Kata-kata yang terucap, menjadi batas. Pikiran yang terlintas, menjelma batas. Laku yang pasrah, bernama batas.

Disadari atau tidak, kita akhirnya menjadi hakim keterbatasan untuk diri kita sendiri.

*

Masa SMP kelas 2 adalah salah satu masa tersulit dalam hidup saya. Keluarga kami mengalami putaran roda hidup, jatuh, mungkin istilah itu dapat mewakili. Dunia terasa berbalik menyerang kami. Saya mulai mengurung diri, dari tirai hingga menjadi tembok besar, batas-batas tercipta.

Mimpi-mimpi yang terbangun dari ocehan masa kecil, merapuh di ujung hari. Jika tidak ada mama dengan nasihatnya mungkin hancur sudah berkeping-keping (thanks ma...). Waktu berbilang, saya bermatamorfosis menjadi pembatas ulung. Sulit sedikit, saya salahkan keadaan. Terlihat sulit, saya mundur sebelum mencoba. Pokoknya segalanya seperti bukan hak saya untuk mencicipinya, melihat diri, merasa ada yang lebih pantas dan berhak mengambilnya. 

*

Batas-batas itu melumpuhkan. Sangat.

Kapan saya sadar?

Ketika 'jatuh' menimpa saya untuk kedua kalinya. Peringkat saya turun drastis, dari urutan kedua menjadi ketujuh. Lengkap sudah, roda benar-benar berputar bagi saya. 

Tapi, Tuhan Maha Baik kawan, ini seperti sebuah tepukan kesadaran. Dia seakan berkata, "Hai, hambaku iis lihatlah batas-batas yang engkau buat, tidak lain adalah pembenaran bagi dirimu sendiri bahwa kamu memang tak bisa."

Saya 'membaca' itu sambil berlinang air mata.

*

Allahu Akbar, kawan kalian perlu tahu. . .Masih dalam 'jatuh' yang menimpa keluarga saya, janji Allah tak pernah ingkar. Di kelas 3 saya kembali dalam jajaran 3 besar, tepatnya sang juara berturut-turut. Menjadi siswa terbaik. Masuk SMA favorit (walau akhirnya pindah ke pesantren terbaik juga).

Semua itu tidak akan saya capai tanpa keyakinan untuk meruntuhkan batas-batas yang dulu saya bangun. It's easy.  More. And More. Kenapa? karena  seperti itulah sebaiknya kita memulai. Change our mindset, lalu naiklah perahu kehidupan dengan nahkoda sabar dan syukur. 

*

Batas-batas, tembok-tembok, yang tercipta atas kerapuhan rasa percaya diri adalah VIRUS yang melumpuhkan. Paralyzed. Sebelum itu terjadi, berobatlah. 

Maksud saya, sadarlah....

*

# Hug n Smile 4 u All

Wednesday, February 15, 2012

Reunion

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Reuni

Saya ingin hadir. Melihat kekuasaan Sang Pemilik Waktu, dengan waktuNya yang mampu meninggikan tubuh kita, menambah kerut di wajah, memanjangkan rambut yang pendek, memperhalus suara yang cempreng, menguruskan yang gemuk dan sebaliknya.

Reuni

Saya ingin hadir. Masuk dalam ruang dan celingak-celinguk mencari. Teman-teman lama. Lalu, berteriak "Hai!"
Tersenyum sambil melambai. Berpelukan, saling mengamati, memulai pembicaraan, "Eh, Ingat gak waktu itu..."

Reuni

Saya ingin hadir. Mendengarkan beragam kisah, berbeda namun terjadi pada waktu yang sama. Menarik bukan? Pada tanggal sekian, di utara sedang mempertahankan tender, di timur mengemong bayi pertama, di barat terpuruk sakit, di selatan berkutat naskah-naskah, kami pun belajar dan mengerti arti manis-pahit kehidupan yang berputar dan terbagi di tiap penjuru.

Reuni

Saya ingin hadir.




#Teman-teman, reunian yuk....

Charge [1]

Dalam lilitan kabel kehidupan, lalu berjanji untuk berubah. Maka sejenak saya charge diri ini. Bukankah berbahaya jika sebatang baterai kau gunakan, memaksa hingga bunyi bip tanda baterai lemah terdengar. Tidak ada salahnya, sejenak menon-aktifkan, bukan untuk mati selamanya. Tapi mengumpulkan kekuatan untuk hidup selanjutnya. 

Marilah rehat sejenak kawan. . .

Tuesday, February 14, 2012

TTS, Saya, dan Guruku

Bismillahirrahmaanirrahiim.


Gadis putih abu-abu berdiri di depan kelas, senyum mengembang mengawali hari pertama menginjak SMA. Gugup? Iya. Tegang? Ah, jangan tanya. Melirik ke jendela, sekilas. Mulai menatap wajah teman-teman baru dengan perasaan nano-nano, bumbu senang lebih dominan tentunya.

"Nama panjangnya?"

Oh, ini mudah. "Aisyah Istiqomah Marsyah."

"Nama Panggilan?"

"Iis." Ehm, mulai rileks. 

"Kalo hobinya apa?"

"Selain membaca dan menulis, isi TTS bu." Wah, Langit cerah rasanya.

"Isi TTS?"

Mengangguk. Bingung dengan 'nada bingung' pertanyaan sang guru.

"Saya kira hobi itu harusnya yang bermanfaat, seperti teman-temanmu tadi. TTS manfaatnya apa yah? Hobi kok isi TTS, ada-ada ajha."

Glek. Tawa pecah. Gadis itu diam. Atmosfer seketika berubah. Melirik ke jendela, lagi, berhenti menatap langit yang anehnya terlihat mendung.

Sesi perkenalan selesai. Ada yang berubah, nano-nano, siapa yang mencampurkan bumbu kesedihan terlalu banyak?



*

http://www.gemari.or.id/artikel/2159.shtml

http://www.tabloidbintang.com/gaya-hidup/kesehatan/20280-mengisi-tts-dapat-mencegah-alzheimer.html

intisari-online.com/read/membaca-bikin-kita-lebih-kreatif

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/02/01/175612/Mengisi-TTS-Mengatasi-Kepikunan-Dini 


*


Gadis putih abu-abu, 5 tahun yang lalu dia marah. Pada sang guru, teman-teman yang menertawakannya, terlebih lagi pada pertanyaan yang tak bisa dijawabnya. Karena saat itu, menyukai TTS adalah kegembiraan dan kesukaan yang sulit digambarkan. Hanya perpaduan otak dengan tangan yang bekerja seirama, menghitung kotak, mengisi huruf, menduga-duga, mencoret huruf yang lebih, mencari kamus, bertanya, adalah sinkronisasi multifungsi. 

Baginya: tak ada penjelasan ilmiah


Tapi hari ini, dia mendapatkan jawabannya. Nano-nano. Terima kasih untuk bumbu bahagia yang mendominasi.

*

Tiga kotak, udang yang dikeringkan: EBI ^_^V

Monday, February 13, 2012

Muqaddimah adalah Terima Kasih

Bismillahirrahmaanirrahiim.




Postingan pertama: Apa yang harus saya tulis?

Believe it or not, saya butuh 3 jam lebih untuk memutuskan apa yang ingin saya tulis di postingan blog baru ini. Bukan saya tak punya ide atau kehabisan kata-kata, bukan, justru ide di kepala saya seperti pop corn yang berlompat-lompatan. Terlalu banyak. 

Tulisan yang sedang kalian baca ini sungguh keputusan istimewa dari jalan sederhana. Yup, sepersekian detik sebelum saya memutuskan untuk menutup laptop dan menunda untuk menulis, mata saya terpaku pada buku-buku yang bertebaran di atas kasur. Membukanya satu per satu. Seperti ada cahaya yang berpendar di otak saya yang sempat meredup, ide itu pun datang.

Muqaddimah. Salam Pembuka. Cuap-cuap penulis. Sekapur sirih. dkk....

Bercokol di sana, di lembar-lembar pertama buku, majalah, makalah, tidak lain-tidak bukan selain ucapan sederhana lagi ringan: Terima kasih. Mereka membuka gerbang aksara dengan sebelas huruf ajaib, penuh kerendahan hati, sebuah penghormatan membacanya. Tersihirlah saya.

Saya sadar, Pop corn di kepala saya, adalah hasil dari proses panjang dalam hidup yang keseluruhannya terprogram berkat Sang Pencipta, orang tua, keluarga, teman, orang-orang yang pernah dan sedang hadir dalam hari-hari saya. Apalah arti saya tanpa mereka, biji jagung di atas loyang, diam. 

Terima kasih Rabbi, Inna shalati wanusuki wamahyaya wamamati lillahirrabil 'alamiin, rasa syukur atas anugerah yang Engkau berikan padaku. Yaitu kehidupan ini beserta orang-orang yang membuat saya 'hidup' sehidup-hidupnya. Lahaula walaquwata illa billah.

*

Teruntuk, saudari fillah, Reski Puspitasari Sululing, di akhir tulisan bukan berarti saya melupakanmu. Sangat tidak. Berbahagialah dirimu teman, karena sejak blog ini saya buka, gemuruh terima kasih selalu berujung pada namamu. Terima kasih atas blog baru ini, percayalah, kamu baru saja berinvestasi kebaikan dengan membuatkan saya blog. Hehe, karena apa yang saya tuliskan (kelak) berorientasi pada jalan dakwah. Insya Allah.

*

Terima kasih semuanya. Saya mencintai kalian dalam kesyukuran.