Friday, January 31, 2014

Menisankan Januari


 "Aku pikir, aku terlampau jahat sekali. Membunuhmu berkali-kali, dalam khayal; dalam tulisan."

*

Aneh. Aku bertemu dengan kamu lagi. Aku pikir kisah sudah khatam, kamu sudah mati, dan jasadmu dimakamkan di bumi tanpa nisan. Buku yasin pemberian teman telah kubuang, toh apa lagi yang perlu kusimpan tentangmu setelah kematian. Bahkan air mata yang dulu pecah berurai, tak pernah jadi jejak. Kalah oleh bedak.

Aku mencintaimu, itu pasti. Tapi itu dulu. Kini, di hadapku bukan kamu. Melainkan, hantu. Yang datang seperti hujan seram: jatuh menderas tanpa permisi, gerimis pun tiada isyarat, dan suaranya sungguh tak enak.

Setelah menatapmu lekat, aku tak menemukan perubahan. Mungkinkah malaikat melewatkanmu? Ah, mustahil. Adakah mencampakkan bukan perbuatan keji? Adakah menyakiti hal manusiawi? Mengapa kamu utuh seperti dulu? Berapa pertanyaan dapat kamu jawab? Sudahlah, apa peduliku.

Mengapa kamu hidup kembali? Cinta seperti apa yang ingin dibicarakan oleh orang mati, cinta yang bagaimana ingin kamu dengar, sedang duduk satu meja saja seperti kurang kerjaan. Kamu lebih dingin dari udara yang terjebak pekat. Kamu lebih bisu dari kematian. Lalu sebenarnya apa yang membawamu ke sini?

Aneh. Bau petrichor tinggal ampas. Kamu, ah bukan, hantumu perlahan membias. Satu persatu dihapus, jari-jarimu, tangan, kaki, wajahmu, seluruhnya menjadi angin. Untuk beberapa saat, aku berharap ada di kuburmu. Jika cinta dan ketulusan selalu usang untuk kuceritakan, aku akan menjelaskan padamu rasa kehilangan.

Bila saja kamu benar-benar mati, bukan hanya dalam khayalku. Takkan mudah membangunkanmu, lagi dan lagi.

*akhir Januari, 17.40. 


Saturday, January 25, 2014

Dunia Reka

Run baby Run! :D

Dunia di bola matamu, adalah yang kamu cipta. Jika kelopak membuka dan matahari masih di peraduan, rinduku datang lebih dulu tanpa sinar. Peluklah angin, kehangatan perlu diuji sejenak. Bila ragumu lebih liar, selalu ada jalan keluar.

Di dunia -manapun- takdir selalu punya peran. Rinduku bisa menjadi api; menjadi air; menjadi udara; atau menguap saat kamu kembali lelap. Bila mimpimu penuh onak, mungkin isyarat untuk beranjak.

Di dunia -manapun- doa berkuasa atas semua pintu. Rinduku selalu jatuh pada tempat yang satu. Membawa sebenar-benarnya rasa. Bila yakinmu tetap membara, kamu tahu pintu mana harus dibuka. 

Di dunia -manapun-, bukan, hanya di duniamu rindu melesap menjadi aku.

*Seni Seviyorum*

Friday, January 24, 2014

Sajak yang Terendap


Me n My Twins, pula anak imutnya kak Muhary. :D

: untuk Ams

Ams, katamu dulu aku belum
siap. Bisa saja tersesat nantinya:
atau terjebak juga dalam cinta yang kalut.

Ams, bagaimana membunuh 
mawar yang mekar itu? Yang hujan
telah mengenal baik pada duri-duri
dan dedaunan.

Ams, kamu benar. Aku belum siap.
Aku bayangkan kamu datang
dengan pakaian fajar, lalu berkata:
"Jatuhkan cintamu padaku saja."

Cukuplah, Ams, lelucon
di pagi hari tak sangat lucu
adanya.


22.11.13



*Ams, kau lihat, aku tak bisa menemukan foto cantik kita berdua. -_-
Lain waktu, saat bertemu, mari rekam wajah kita, sekiranya bedakan dulu. :P

Dia yang Tak Terlihat


Dia yang Tak Terlihat

Dia yang Tak Terlihat,
 mendapat lebih banyak rasa sakit saat melihat. 

Tapi rasa tak dikecap oleh mata 
dan hati bisa saja salah membaca.

Dia yang Tak Terlihat,
mendapat lebih indah rangkaian kata.

Yang habis ditelan,
bersama kecukupan. Menikmati dalam
kesendirian.


24.01.14

Thursday, January 23, 2014

Aku Ada




"...Dengarkah kamu? Aku ada. Aku masih ada. Aku selalu ada. Rasakan aku, sebut namaku seperti mantra yang meruncing menuju satu titik untuk kemudian melebur, meluber, dan melebar. Rasakan perasaanku yang bergerak bersama alam untuk menyapamu."



Melukiskanmu saat senja
Memanggil namamu ke ujung dunia
Tiada yang lebih pilu
Tiada yang menjawabku selain hatiku

Dan ombak berderu
Di pantai ini kau slalu sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat ku tiba
Suaraku memanggilmu akulah lautan
Ke mana kau s'lalu pulang

Jingga di bahuku
Malam di depanku
Dan bulan siaga sinari langkahku
Ku terus berjalan
Ku terus melangkah
Kuingin kutahu engkau ada

Memandangimu saat senja

Berjalan di batas dua dunia

Tiada yang lebih indah

Tiada yang lebih rindu

Selain hatiku

Andai engkau tahu

Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa
Pasir yang kau pijak pergi akulah lautan
Memeluk pantaimu erat

Jingga di bahumu
Malam di depanmu
Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan
Teruslah melangkah
Ku tahu kau tahu aku ada


(Aku Ada-Dee ft Arina 'Mocca') 

Wednesday, January 22, 2014

Matari dan Si Penanya: Jangan Terburu-buru Mengakhiri Sunyi



"Kamu suka malam, Matari?"

"Menurutmu di mana kesunyian lebih sering berada, malam atau pagi hari?"

"Eh, tunggu dulu, biarkan aku berpikir."

...

"Kupikir-pikir, malam adalah tempat di mana sunyi bersemayam. Bukankah ketenangan selalu datang saat malam hari. Selepas penat di siang, malam adalah rumah untuk kembali beristirahat."

"Samakah ketenangan dengan kesunyian?"

...

"Aku rasa beda. Eh, ehmmm... mungkin sama. Ah, ada yang ingin kamu sampaikan, Matari?"

...

"Kamu lucu. Mengapa kamu gelagapan seperti itu, terimalah posisimu kali ini sebagai Penjawab dan biarkan aku menjadi Penanya."

"Yah, silahkan. Walau ini terasa agak aneh. Hehe.."

"Hei, kamu... sebenarnya aku tak peduli dimana kesunyian lebih sering berada. Pagi? Malam? Siang? Aku tak peduli."

....

"Hanya saja, aku minta satu hal padamu, kamu mau kan?"

"Apa itu?"

"Jangan terburu-buru mengakhiri sunyi. Sekali-kali, jangan."

...

Seperti saat ini. Seperti saat ini.



Ada CahayaMu, Izinkan Aku Untuk Mengeja


ADA CAHAYAMU, IZINKAN AKU TUK MENGEJA*

 oleh: Aisyah istiqomah Marsyah



Terpatah-patah yang berlipat ganda pahala, 
alif-alif berdiri tak setegak kaki langit yang 
menampilkan horizon pelangi untuk memetik 
seberkas cahaya yang dicinta.

CahayaMu, kataMu, bisa saja ada di duri  
yang baru saja kuinjak, juga pada ledakkan guntur 
yang menjatuhkanku di jalan ini. 
 
Aku akan berputar-putar, 
thawaf suci bukan untuk lari
sekali lagi mengeja cahayaMu.

Lalu, itukah yang tersembunyi di balik warna merah menggumpal serta mengalir dari mataku.
Lalu, itukah yang menjelma dalam hitam kesakitan mengoyak sendi-sendi tiap waktu.
Lalu, itukah yang menghijau di antara deretan bahagia dan luka, khatulistiwa kehidupan.

Engkau tak menjawab,

: akad termaktub, aku hanya boleh mengeja.

Makassar, 29 September 2011

*Puisi ini masuk dalam buku kumpulan pemenang Lomba Sastra FBS UI
 

Monday, January 20, 2014

Atheis


Oh!

Muaknya.

Sudah kukatakan,
"Ada yang tak mungkin.
Di dunia ini."

Kau tuduh aku atheis.

Jika, tak ada yang tak mungkin,
setidaknya di dunia kita.

Mengapa kau menangis?

21.01.14 




Sunday, January 19, 2014

Kaca mata dan Kamu




Lied


Aku lelah
membaca yang jauh.

Dekat pun 
perlu memicing.

Aku tak baik-baik
saja. 

Butuh kaca mata
dan

kamu.


19.01.14

Saturday, January 18, 2014

Like Mother Like Daughter, Syalalalalala...


Mirip, kan?

Kalau kamu bilang mirip, berarti selamat...kamu orang ke seribu dua ratus lima puluh yang bilang begitu. Ahahaha. Yah, sejak kecil memang saya lah yang paling banyak menerima komentar "Ih, miripnya." dari orang-orang yang melihat wajah saya dan mama. Ah, senangnya. 

Pernah suatu kali kami (saya dan saudara lainnya) membuka album lama, lalu kami menemukan foto mama sekitar umur 10 tahunan dan sumpah kami semua berpikir, iis banget! Pula, foto mama remaja dengan baju bodonya, rambut sebahu yang dikucir satu, kulit yang lumayan putih, berdiri bersama teman-temannya. Iyap, bisa ditebak...saya seperti melihat diri saya yang ada di sana. :D

Selain wajah, sebenarnya kami memiliki banyak kemiripan dari aspek lain, seperti: bulan kelahiran, sifat dan hobi. 

Dan inilah beberapa kemiripan, yang tidak dimirip-miripkan, cekidott...

1. Mama lahir tanggal 2-8-69. Saya lahir 28-8-91.
2. Mama anak ketiga. Saya juga kok, anak ketiga.
3. Menurut pengakuan mama, dulu dia minat banget sama dunia jurnalistik/tulis-menulis karena sempat tinggal bersama omnya yang wartawan. Tapi, keadaan tak mengijinkan. Dan saya, yah...you know lah! :D
4. Mama hobi main bulu tangkis, tapi jago tenis meja. Saya hobi main bulu tangkis, tapi jago isi TTS. -_-
5. Mama suka membaca. Apa aja. Saya? Jangan tanya.
6. Mama suka nonton. Saya? Jangan tanya lagi.
7. Mama gak bisa masak (saat muda). Saya? Plissss, jangan tanya.
8. Mama kulitnya cerah. Saya diwariskan.
9. Mama penyabar. Saya iya juga, kayaknya. -_-
10. Mama alumnus pesantren. Yup, me too.
11. Mama senyumnya manis kayak gula. Saya kayak pengawet. (ngaco)
12. Mama saat remaja banyak penggemarnya, primadona kampung (katanya) dengan julukan 'si bule' saking putihnya. Sering dapet surat gituhh. Saya? Ehmmm, iyya juga deh, versi modern...sering dapet sms gaje. Ckckck
13. Mama lumayan Bahasa Inggrisnya. Saya lumanyun.
14. Mama cepat menangkap sesuatu, hal-hal pelajaran. Saya juga, tangkap bola. 
15. Mama tangguh, pede, tak pernah takut kalau merasa benar. Saya? Benar-salah, ketakutan mulu.
16. Mama seleranya tinggi, dengan motto, "Lebih baik dapat 1 baju asalkan tahan bertahun-tahun." Saya selera tinggi juga, "Lebih baik gak punya baju asalkan punya banyak buku." Nah!
17. Mama jago cerita. Saya jago menghayal.
18. Mama tartil baca quran. Saya tartil baca artiannya.
19. Mama keren. Nah, kalau saya kere(n).
20. Mama kuat menghadapi ujian demi ujian kehidupan. Saya kuat nyimpan rahasia demi rahasia.

Uff! Cukup sekian saja kali yah...entah sejak nomor berapa saya merasa tak lagi mirip sama mama. -_- Terlahir dari sepuluh bersaudara dengan pembagian 7 perempuan 3 laki-laki, saya adalah anak perempuan manis baik hati yang paling beruntung dan paling banyak mewarisi 'apa-apa'nya mama. Saya juga terkadang merasa punya ikatan batin yang kuat (yaiyalah secara anak dan ibu). 

Oh tunggu, kalau tak salah firasat saya dan mama itu kuat gituh. Gak jauh beda lah, seperti halnya menangkap 'sesuatu' kadang sama cepatnya dan sama benarnya. 

Kalau saya pergi ke kampung, dipastikan, kalau bukan disangka saya adalah mama, maka selebihnya bakalan dengan cepat mengenali, "Ih, anakana Lia ini? Ih, susi lalo Lia." <~ Bahasa Argentina itue...yang artinya, "Ih, anaknya Lia ini? Cantiknyaaaaaa!" <~ Kebohongan publik!!! Yang asli adalah... "Ih, anaknya Lia ini? Ih, mirip sekali Lia.

Tuhhhh kannnn.... emang saya yang paling mirip. Yeahhh!!! Kalau belum percaya...coba bandingkan ini:

Siti Marliah dan Aisyah Istiqomah M

So? Percaya, kan?

*
Dan ini... adalah anak mama yang lainnya, memang sih mirip juga, tapi dikitttttttt. Banyakan saya. Coba perhatikan baik-baik. :D

Saya paling mirip, kannnnnnnn? *maksa* :D

Finally, meski tak mirip pun, saya tetaplah anak mama! Ahahaha





Tuesday, January 14, 2014

Si Yellow Shoes


Not mine :D

I've been gone for so long now
Chasing everything that's new
I have forgotten how I got here
I have not forgotten you
We're just children with our eyes opening
You were all that I could see
You came close enough to know my heart beat but
Still not close enough for me

Through the good times and the bad
You were the best I never had
The only chance I wish I had to take
There was no writing on the wall
No warning signs to follow
I know now and I just can't forget
You're the best I never had

Nanana

In this motel
Will pass midnight
When I'm bluer than a bruise
And you come drifting in through the half light
In your funny yellow shoes
And I hope that's you standing at my doorway
That's the scratchin of your key
And I hope this song I'm singing
Someday finds you
My letter to leave

Through the good times and the bad
You were the best I never had
The only chance I wish I had to take
There was no writing on the wall
No warning signs to follow
I know now and I just can't forget
You're the best I never had
Nana nanana
Best I never had
Nana Nanana mmmm
Best I never had
Nana Nanana

(Never Had, Oscar Isaac)

*

Huaaahhhh, I LOVE THIS SONG! Ini sebenanrnya soundtrack lagu dari film "Ten Years", emang sih...saya belum pernah nonton, baru sekedar baca sinopsisnya di sini. Tapi, sungguh... liriknya yang ngena (Ah, kena apa?) buat saya suka pake banget. Apalagi dengan petikan gitarnya, ademmmm deh dengernya...

Tapi agak sedih juga sih, kenapa? Yayaya, ini tentang CIDAHA (Cinta dalam hati) hoho....yang buat seru adalah, Ah, baca sendiri aja dan kalian akan tahu kenapa judul postingan ini "Si Yellow Shoes" ~> di sini. Saya tidak mau sesumbar, padahal saya belum nonton filmnya.

Bagi yang punya film TEN YEARS, minta dongggg... malas download film alias GAK TAHU. :D
Oh yah, enjoy the song!

 Will I be the another Yellow Shoes? -_-

Sunday, January 5, 2014

Matari dan Si Penanya: Pertanyaan yang Tertinggal



"Mengapa kau menghindariku, Matari? Aku takkan memintamu menangis kali ini."

"Karena kau selalu bertanya. Aku benci penanya. Dan lagi, kita ada di perpustakaan sekarang. Temukanlah sendiri jawaban jika di kepalamu masih banyak pertanyaan."

"Dengar Matari, aku akan terus bertanya."

"Dan aku akan terus membencimu."

"Tidak, suatu saat nanti, pertanyaanku justru menjadi jawaban bagimu. Aku tak sabar untuk hari itu."

"Aku juga. Semoga ada. Oh iya, aku suka semangatmu hari ini. Tapi aku harus pergi, waktu berkunjung sudah habis. Sampai jumpa."

: Mengapa tak kau ucapkan selamat tinggal? Kau tak pernah memintaku pergi, bukan?

Sore, 06.01.2014

Saturday, January 4, 2014

Lari Dari Kenyataan


Hai!

Ini sudah malam, yah? Kerjaan belum juga selesai saudara-saudara, uff! Orang yang paling tidak bisa konsentrasi sejagad kamar adalah SAYA! <~ karena memang cuman berdua sama kak Ira yang tekun 'ngobrol' sama laptopnya. Hahaha. So, mari lari dari kenyataan seperti biasa dan beralih ke dunia lain. Oia, selain gagal fokus, saya juga gagal mup on dari kekacauan. Belakangan ini saya kacau sekali, entah penting atau tidak saya katakan pada dunia, tapi itulah yang terjadi.  

Arghhhhhhhhhhh, saya teriak karena merasa tak bisa mengerjakan sesuatu, tiba-tiba saja paha saya dipukul dengan sangat keras, "Weh, masalahnya bukan di situ. Masalahnya ada di dirimu sama kau!!!" <~ Kejadian ini terjadi kemarin, sakitnya... hati dan pahaku. Tumben sekali Ikha (yang tau orangnya silahkan bayangkan pukulannya) berkata yang SUBHANALLAH benar banget. Saya bermasalah, it means: pikiran, hati, kelakuan, tingkah, blablabla Yah, saya akui saya bermasalah. 

Pikiran saya suka melompat-lompat, jauh melampaui yang belum terjadi. Jadi susah banget rasanya ngejalanin hidup, belum lagi hati yang naik-turun tak menentu. Bercampur aduklah semua membentuk saya yang: KACAU! Sebenarnya ada gak orang macam saya ini? Klo ada, siapa, dimana, kasih kenal ke saya, biar saya bisa sedikit tenang bahwa saya bukan 'kelainan' ato 'lain-lain' ato 'berlainan' Au ah, apalah namanya. Kalau tak ada, wassalam. Huh.

Saya tak sempurna. Yeah, tak ada yang menganggap saya sempurna. Anggap saja itu igauan, walau sebenarnya kalimat itu ingin saya teriakkan ke telinga orang-orang yang acap kali nyeletuk: Tumben banget Is belum selesai? Loh, nda bisako kerjaki? Kukira jagoko soal begituan? Kenapa hasilnya begitu punyamu? Jilbab besar tapi suka begitu. Orang pesantren tapi begini. Dan sekutu-sekutunya. Biasa saat bercermin, saya bertanya-tanya, dari segi mana sehingga orang punya gambaran -I'm ok n I can do it prfectly- ckckck, so hurt. Karena pada kenyataannya saya masih jauh dari ekspetasi mereka. 

Kalau sudah begitu, bawaannya lariiiiiiiii trus dari kenyataan. Kayak gini nih, bisa aja tulisan ini adalah salah satu dari cara untuk menamengkan diri. Bisa saja mereka benar, saya salah. Bisa saja kebalikannya. Bisa...bisa...bisa... arggghhhhhh!

*

Onizuka Sensei saat menghancurkan tembok.

LARI DARI KENYATAAN adalah hal termudah yang bisa kita lakukan saat dihadapkan dengan sesuatu yang berat/terasa berat, pula dengan mudahnya label PENGECUT tersemat di diri kita. Mungkin saja, saya sudah naik level PECUNDANG. Ah! Beberapa kali, dalam banyak hal, saya suka lari-lari, yah namanya juga lari pasti melelahkan. Saya pikir semua akan baik-baik saja kalau saya menghindar, ternyata justru malah menjadi beban. Semua pasti pernah merasakan hal ini bukan?

Saya sadar kok. Tapi, Ah tuh kan, beralasan lagi. Begini, saya masih belajar, masih berproses, Insha Allah saya gak mau lari-lari lagi. Capek. Saya juga udah tua dewasa, udah 2014, mau lebih lebih baik lagi dalam menghadapi persoalan. 

Oia, tulisan ini agak kacau kah? Maklum yah. Ini saya tulis saat 'lari dari tugas' untuk sekedar merefresh otak saja. Adapaun foto di atas saya ambil dari scene film GREAT TEACHER ONIZUKA, sebuah drama Jepang. Secara detailnya nanti saya ceritakan di lain waktu. Nah, potongan gambar di atas adalah salah satu 'ajaran' Onizuka Sensei yang sangat berkaitan dengan masalah muridnya saya. 

"Saat kau menghadap dinding, tegakkan kepalamu. 
Lari takkan mengubah apapun!"

Yatta! Itulah yang sensei teriakkan sambil menghancurkan tembok, seksi banget toh? <~ salah fokus lagi! Ahaha maafkan saya. Benar sekali! Saya adalah korban tabrak lari-lari, akhirnya banyak hal tak terselesaikan. Lalu, kacau. Lalu, pusing. Lalu, kacau lagi. Lalu, pusing terus. Sumpah, jangan lari dari kenyataan kawan! Sekali-sekali, jangan! berarti banyak kali boleh yah? Belajarlah dari saya yang sudah merasakannya. Pula dari murid sensei yang di bawah ini:

Anko dan Noboru yang telah menghancurkan 'dinding' mereka.

Tuh, kan... Noboru dan Anko saja sadar untuk tidak lari dari kenyataan lagi. Sampai mewek gitu mereka, ckckck. Walaupun saya murid illegalnya sensei, tapi belajar itu tak terikat ruang dan waktu bukan? Saya mau ambil pelajaran dari film ini. Saya gak mau lari dari kenyataan, saya mau menghadapi 'dinding' manapun, sekokoh dan sekuat apapun, I must! Karena sungguh benar tak ada manfaat apapun (CATAT!!!) dari yang namanya LARI DARI KENYATAAN!

Kalau kata Dewa 19, hadapi dengan senyuman semua yang terjadi biarlah terjadi. Pula dikuatkan oleh Bondan & Fade2Black, janganlah kau bersedih, coz everythings gonna be ok!

Dan yang perlu-paling-harus-wajib-kudu-diingat ini nih:


"Innallaha ma'ana"

"Inna ma'al usri yusra. 
Fainna ma'al usri yusra"


"Sesungguhnya Allah bersama kita" dan "Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, MAKA sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" <~ Dua firman Allah ini, belum cukupkah??? <~ mengingatkan diri sendiri <~ mengingatkan yang lain juga sih. 


So, mari kita JANGAN LARI DARI KENYATAAN! FACE IT!
lari pagi boleh kok
:D

Saat lari dari Tugas, 05.01.14/00.47