Menjadi seorang ibu itu bagaimana rasanya, Ma? Kenapa tiba-tiba saya ingin sekali menjadi seorang ibu dengan segala aktivitas yang terekam jelas di memori otak saya? Seperti mama.
Mama adalah ibu. Ibu yang mencintai anak-anaknya sepanjang waktu. Akankah saya seperti itu? Bukan lagi cinta yang berpindah-pindah dan pasang-surut dimakan waktu, cinta yang (katanya) ada dalam diam, tawa, tangis, marah, bahagia, itu berarti menjadi seorang ibu harus memiliki banyak cinta yah Ma? Atau, jutru ketika menjadi seorang ibu Tuhan menganugerahi bonus banyak 'cinta' yang takkan pernah habis?
Mama adalah ibu. Ibu yang terjaga di tiap malam. Terkantuk-kantuk. Di pagi hari me-replay kembali rutinitas.
Mama adalah ibu. Ibu yang mencuri waktu tidur di tiap kesempatan. Menahannya jika tak kesampaian.
Mama adalah Ibu. Ibu yang bangun di malam hari, masuk ke kamar diam-diam, menepuk nyamuk-nyamuk nakal yang menghisap darah anaknya. Melihat banyaknya bekas noda darah di tembok kamar, saya seperti merasa durhaka. Pura-pura terlelap. Mata dan hati sepenuhnya terjaga.
Mama adalah ibu. Ibu yang marah pada tempatnya. Berkasih sayang dimana saja.
Mama adalah ibu. Ibu yang mengingatkan shalat. Memanggil makan berjamaah. Mematikan televisi untuk mencuri perhatian anaknya.
Mama adalah ibu. Ibu yang instingnya kuat. Tajam. Dan digerakkan oleh Tuhan.
Mama adalah ibu. Ibu yang mengawasi. Memperhatikan. Memecah masalah. Meridhai segala.
Mama adalah ibu. Ibu yang mengumbar tawa, hingga anaknya tertawa. Menyimpan air mata, hingga anaknya tak peka.
Mama adalah ibu. Ibu yang mempersiapkan masa depan anaknya, meski itu baru sekedar catatan biasa.
Mama adalah ibu. Ibu yang selalu mengerti walau anaknya tak jua mengerti.
Mama adalah ibu. Ibu yang selalu menerima kembali anaknya yang pergi.
Mama adalah ibu. Ibu yang makan. Ibu yang mandi. Ibu yang berdandan. Ibu yang santai. Ibu yang tidur. Ibu yang menonton. Ibu yang membaca. Ibu yang sujud dalam keheningan. Ibu yang penuh keterlambatan. Sebab mama adalah ibu yang melakukan segalanya setelah yakin semua itu telah dilakukan anak-anaknya. Sebab mama adalah ibu yang menurunkan dirinya pada tingkat dua 'kepentingan' dan menaruh buah hatinya pada tingkat teratas. Sebab mama adalah ibu yang mengandung sembilan bulan, menyusui selama dua puluh empat bulan, kemudian di tangannyalah dia genggam tangan sang buah hati hingga pada masa harus terlepas. Namun, mama adalah ibu yang terus menggenggam tangan anaknya di dalam doanya. Di setiap hembusan nafasnya.Di setiap mimpi-mimpinya
Mama adalah ibu. Sebab saya ingin menjadi ibu yang seperti mama. Sebab saya ingin menjadi mama dan melakoni peran ibu. Sebab mama adalah ibu. Dan ibu dialah mama.
Aku ingin menjadi seorang ibu yang seperti mama.
#
IBU
(Iwan Fals)
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu
Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu
Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas...ibu...ibu....
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu
Ibu... i love u so much
ReplyDelete