Thursday, January 29, 2015

Penghuni Draft #5


MENANTI DERITA

Jika semua orang berusaha menjauhinya dan berharap tak pernah disapa dalam hidup walau sekali saja, Aliana justru menantinya. Menanti derita: yang baru disebut di mulut, otak dengan cepat merefleksikannya menjadi sangat menakutkan.
Aliana memiliki segalanya. Ini bukan tentang kisah gadis cantik yang berlimpah harta namun kekurangan kasih sayang. Broken home. Atau gadis yang baru saja diputuskan pacarnya kemudian berniat bunuh diri. Bukan, bukan itu. Ini Aliana yang baik hati. Gadis kebanggaan orang tua, guru-guru, juga teman-teman di seantero sekolah. Kecantikannya tak membutakan rasa sosialnya yang tinggi, siap memberikan bahunya pada teman yang silih-berganti datang untuk berkeluh dan berkesah. Aliana adalah alamat kebaikan.
Namun, ketika dia berkata menanti derita, adakah yang salah?
Aliana mengucapkan sesuatu. Lalu memberikan sedikit senyum, sedikit sekali hingga terlihat seperti seringai kecil. Terburu-buru meninggalkan Hadi yang terpaku mendengar sepotong kata dari mulut sahabatnya, “Aku menanti derita…?” ulang Hadi pelan.
Aneh.
Ada apa dengan Aliana?


 *

Yay!!! Cerpen 7 Oktober 2011 --,
Appajiiiiiii mukerja Iissssssss, kenapa pendek sekali ini cerpen, terlalu cebollllll
huhuhuhuhu nda bisaku, ampun dah ah!

No comments:

Post a Comment