Gadis putih abu-abu berdiri di depan kelas, senyum mengembang mengawali hari pertama menginjak SMA. Gugup? Iya. Tegang? Ah, jangan tanya. Melirik ke jendela, sekilas. Mulai menatap wajah teman-teman baru dengan perasaan nano-nano, bumbu senang lebih dominan tentunya.
"Nama panjangnya?"
Oh, ini mudah. "Aisyah Istiqomah Marsyah."
"Nama Panggilan?"
"Iis." Ehm, mulai rileks.
"Kalo hobinya apa?"
"Selain membaca dan menulis, isi TTS bu." Wah, Langit cerah rasanya.
"Isi TTS?"
Mengangguk. Bingung dengan 'nada bingung' pertanyaan sang guru.
"Saya kira hobi itu harusnya yang bermanfaat, seperti teman-temanmu tadi. TTS manfaatnya apa yah? Hobi kok isi TTS, ada-ada ajha."
Glek. Tawa pecah. Gadis itu diam. Atmosfer seketika berubah. Melirik ke jendela, lagi, berhenti menatap langit yang anehnya terlihat mendung.
Sesi perkenalan selesai. Ada yang berubah, nano-nano, siapa yang mencampurkan bumbu kesedihan terlalu banyak?
*
http://www.gemari.or.id/artikel/2159.shtml
http://www.tabloidbintang.com/gaya-hidup/kesehatan/20280-mengisi-tts-dapat-mencegah-alzheimer.html
intisari-online.com/read/membaca-bikin-kita-lebih-kreatif
http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2012/02/01/175612/Mengisi-TTS-Mengatasi-Kepikunan-Dini
*
Gadis putih abu-abu, 5 tahun yang lalu dia marah. Pada sang guru, teman-teman yang menertawakannya, terlebih lagi pada pertanyaan yang tak bisa dijawabnya. Karena saat itu, menyukai TTS adalah kegembiraan dan kesukaan yang sulit digambarkan. Hanya perpaduan otak dengan tangan yang bekerja seirama, menghitung kotak, mengisi huruf, menduga-duga, mencoret huruf yang lebih, mencari kamus, bertanya, adalah sinkronisasi multifungsi.
Baginya: tak ada penjelasan ilmiah.
Tapi hari ini, dia mendapatkan jawabannya. Nano-nano. Terima kasih untuk bumbu bahagia yang mendominasi.
*
Tiga kotak, udang yang dikeringkan: EBI ^_^V
Keren... ^_^
ReplyDeletelike like :))
ReplyDeleteSyukron, amel...
ReplyDeletehehe, jadi malu nih.
:)