Tuesday, April 21, 2015

Aku Ingin Seperti Kamu


Dear, Kak Uchy...

Ini ada tulisan lamaku. Beberapa bulan yang lalu saya nulis ini di tumblrku. Kayaknya perluka untuk share, supaya sama-sama tahu apa yang sebenarnya terjadi pada diri tiap-tiap orang. Seperti halnya pernyataanta di wallku, sesungguhnya begitulah inginku. Menjadi bisa seperti orang yang kukagumi. (Tenang kak, begitu juga kok diriku) Dan itu melelahkan...pfftt. 

Disadari atau tidak, antara manusia satu dengan yang lain, terhubung keinginan-keinginan untuk memiliki (setidaknya) salah satu kehebatan yang ada pada mereka. Jadi kesimpulannya, setiap manusia itu memiliki KEHEBATAN masing-masing. Sayangnya, hal ini seringkali tak disadari atau buruknya, tak kita percayai. Barangkali luput dari pandangannya sendiri, karena terlalu sibuk membaca kehebatan orang lain. Makanya, kita perlu saling mengingatkan, agar potensi dalam diri tak teracuhkan kodong. :D (berasa jadi Iis Teguh brrrr) :D

So Kak Uchy, you are great just the way you are. But deeply, thanks for all. I miss you kk :*

Bacaki nah.... :D

*

AKU INGIN SEPERTI KAMU


Terkadang aku menyesali diriku yang tak bisa membaur dalam keramaian. Selalu kucari jalan untuk melarikan diri, bersembunyi di duniaku yang sepi. Walau sejatinya, pikiranku lebih ribut dari suara-suara di dunia nyata.

Terkadang aku merasa iri, orang-orang dengan mudah memulai percakapan. Dari hal kecil hingga tema pembicaraan yang berat sekalipun. Lalu yang kudapati pada diriku, selalu kelu dan memilih disapa lebih dulu.

Terkadang aku ingin menjadi orang lain saja, merasakan hal-hal yang tak pernah bisa kulakukan saat menjadi diri sendiri. Keinginan ini seperti tak ada hentinya, meski kutahu itu takkan pernah terjadi.

Di saat aku menghitung-hitung inginku, pada waktu yang bersamaan orang-orang menyampaikan keinginannya. “Aku ingin bisa seperti kamu.”

Aku yang tenang, pendiam namun menyimpan banyak kisah saat bercerita, aku yang rajin menulis, aku yang… (aku tak percaya mereka seperti me-list kelebihanku yang tak kusadari)

Di saat aku mencemburui kehidupan mereka, ternyata yang terjadi seperti cermin, mereka mencemburuiku!
Jadi, seperti ini kah hidup? Perlu sepasang mata lain untuk melihat kelebihan yang ada pada diri sendiri? Atau lebih baik, sebaiknya kita mengasah mata hati kita untuk melihat jauh ke dalam diri sendiri, segala kelebihan yang dimiliki. Lalu mensyukurinya.
Jakarta, 26 02 15.

2 comments:

  1. Seumpama mawar. Kita lebih sering mengeluhkan duri dari pada menyukuri keindahan yg dimiliki. *noteformyself :D

    ReplyDelete