Saturday, January 4, 2014

Lari Dari Kenyataan


Hai!

Ini sudah malam, yah? Kerjaan belum juga selesai saudara-saudara, uff! Orang yang paling tidak bisa konsentrasi sejagad kamar adalah SAYA! <~ karena memang cuman berdua sama kak Ira yang tekun 'ngobrol' sama laptopnya. Hahaha. So, mari lari dari kenyataan seperti biasa dan beralih ke dunia lain. Oia, selain gagal fokus, saya juga gagal mup on dari kekacauan. Belakangan ini saya kacau sekali, entah penting atau tidak saya katakan pada dunia, tapi itulah yang terjadi.  

Arghhhhhhhhhhh, saya teriak karena merasa tak bisa mengerjakan sesuatu, tiba-tiba saja paha saya dipukul dengan sangat keras, "Weh, masalahnya bukan di situ. Masalahnya ada di dirimu sama kau!!!" <~ Kejadian ini terjadi kemarin, sakitnya... hati dan pahaku. Tumben sekali Ikha (yang tau orangnya silahkan bayangkan pukulannya) berkata yang SUBHANALLAH benar banget. Saya bermasalah, it means: pikiran, hati, kelakuan, tingkah, blablabla Yah, saya akui saya bermasalah. 

Pikiran saya suka melompat-lompat, jauh melampaui yang belum terjadi. Jadi susah banget rasanya ngejalanin hidup, belum lagi hati yang naik-turun tak menentu. Bercampur aduklah semua membentuk saya yang: KACAU! Sebenarnya ada gak orang macam saya ini? Klo ada, siapa, dimana, kasih kenal ke saya, biar saya bisa sedikit tenang bahwa saya bukan 'kelainan' ato 'lain-lain' ato 'berlainan' Au ah, apalah namanya. Kalau tak ada, wassalam. Huh.

Saya tak sempurna. Yeah, tak ada yang menganggap saya sempurna. Anggap saja itu igauan, walau sebenarnya kalimat itu ingin saya teriakkan ke telinga orang-orang yang acap kali nyeletuk: Tumben banget Is belum selesai? Loh, nda bisako kerjaki? Kukira jagoko soal begituan? Kenapa hasilnya begitu punyamu? Jilbab besar tapi suka begitu. Orang pesantren tapi begini. Dan sekutu-sekutunya. Biasa saat bercermin, saya bertanya-tanya, dari segi mana sehingga orang punya gambaran -I'm ok n I can do it prfectly- ckckck, so hurt. Karena pada kenyataannya saya masih jauh dari ekspetasi mereka. 

Kalau sudah begitu, bawaannya lariiiiiiiii trus dari kenyataan. Kayak gini nih, bisa aja tulisan ini adalah salah satu dari cara untuk menamengkan diri. Bisa saja mereka benar, saya salah. Bisa saja kebalikannya. Bisa...bisa...bisa... arggghhhhhh!

*

Onizuka Sensei saat menghancurkan tembok.

LARI DARI KENYATAAN adalah hal termudah yang bisa kita lakukan saat dihadapkan dengan sesuatu yang berat/terasa berat, pula dengan mudahnya label PENGECUT tersemat di diri kita. Mungkin saja, saya sudah naik level PECUNDANG. Ah! Beberapa kali, dalam banyak hal, saya suka lari-lari, yah namanya juga lari pasti melelahkan. Saya pikir semua akan baik-baik saja kalau saya menghindar, ternyata justru malah menjadi beban. Semua pasti pernah merasakan hal ini bukan?

Saya sadar kok. Tapi, Ah tuh kan, beralasan lagi. Begini, saya masih belajar, masih berproses, Insha Allah saya gak mau lari-lari lagi. Capek. Saya juga udah tua dewasa, udah 2014, mau lebih lebih baik lagi dalam menghadapi persoalan. 

Oia, tulisan ini agak kacau kah? Maklum yah. Ini saya tulis saat 'lari dari tugas' untuk sekedar merefresh otak saja. Adapaun foto di atas saya ambil dari scene film GREAT TEACHER ONIZUKA, sebuah drama Jepang. Secara detailnya nanti saya ceritakan di lain waktu. Nah, potongan gambar di atas adalah salah satu 'ajaran' Onizuka Sensei yang sangat berkaitan dengan masalah muridnya saya. 

"Saat kau menghadap dinding, tegakkan kepalamu. 
Lari takkan mengubah apapun!"

Yatta! Itulah yang sensei teriakkan sambil menghancurkan tembok, seksi banget toh? <~ salah fokus lagi! Ahaha maafkan saya. Benar sekali! Saya adalah korban tabrak lari-lari, akhirnya banyak hal tak terselesaikan. Lalu, kacau. Lalu, pusing. Lalu, kacau lagi. Lalu, pusing terus. Sumpah, jangan lari dari kenyataan kawan! Sekali-sekali, jangan! berarti banyak kali boleh yah? Belajarlah dari saya yang sudah merasakannya. Pula dari murid sensei yang di bawah ini:

Anko dan Noboru yang telah menghancurkan 'dinding' mereka.

Tuh, kan... Noboru dan Anko saja sadar untuk tidak lari dari kenyataan lagi. Sampai mewek gitu mereka, ckckck. Walaupun saya murid illegalnya sensei, tapi belajar itu tak terikat ruang dan waktu bukan? Saya mau ambil pelajaran dari film ini. Saya gak mau lari dari kenyataan, saya mau menghadapi 'dinding' manapun, sekokoh dan sekuat apapun, I must! Karena sungguh benar tak ada manfaat apapun (CATAT!!!) dari yang namanya LARI DARI KENYATAAN!

Kalau kata Dewa 19, hadapi dengan senyuman semua yang terjadi biarlah terjadi. Pula dikuatkan oleh Bondan & Fade2Black, janganlah kau bersedih, coz everythings gonna be ok!

Dan yang perlu-paling-harus-wajib-kudu-diingat ini nih:


"Innallaha ma'ana"

"Inna ma'al usri yusra. 
Fainna ma'al usri yusra"


"Sesungguhnya Allah bersama kita" dan "Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, MAKA sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan" <~ Dua firman Allah ini, belum cukupkah??? <~ mengingatkan diri sendiri <~ mengingatkan yang lain juga sih. 


So, mari kita JANGAN LARI DARI KENYATAAN! FACE IT!
lari pagi boleh kok
:D

Saat lari dari Tugas, 05.01.14/00.47

2 comments:

  1. onizuka sensei jugam sedikit mengubah pendirianku

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuppyyyy... semangat adek puput! Ayo kita lari #eh :D

      Delete