Sunday, November 10, 2013

Jangan Memusuhi Wanita-wanita Ini!



wanita-wanita ini adalah wanita ini

Ada. 

Jika bukan di sisimu saat ini, di sekitarmu, atau mungkin saja di kehidupan nanti. Kamu akan menemui wanita-wanita yang hidup dalam kata-kata. Kebanyakan dari wanita-wanita ini sedikit bicara, ah sekalipun tidak, beberapa memang terlihat cerewet, tapi takkan kamu dapati dirinya dalam -keributan aneh itu- ocehannnya.

Wanita-wanita ini, separuh hatimu akan mengasihani mereka. Bagaimana tidak? Ketika wanita lain dapat mengungkapkan seluruh perasaannya dengan blak-blakan. Wanita-wanita ini, mereka justru lari dalam dunianya, menulis-menulis-menulis dan selalu begitu. Mereka takkan menelponmu dan berkata, "Aku jatuh cinta!" Sekali-kali tidak, bahkan ketika perasaan cintanya menguat sampai memenuhi pikiran, wanita-wanita ini lebih memilih menumpahkannya dalam kata, menyamarkanmu dengan inisial: menjelma alfabet, benda-benda yang disukainya, tentu yang menggambarkan tentangmu. Pula, saat mereka marah, bahagia, terluka, sedih, cemburu, dan segenap perasaan yang paling jujur menjelma anak-anak kata -semisal puisi, cerpen, prosa, dll-

Wanita-wanita ini, sungguh membingungkan kamu bukan? Bukankah mereka punya mulut, tapi mengapa mereka tidak bicara saja? Mengapa kamu harus bersusah membacanya di semua tulisannya, ah, ternyata dia begini-begitu sedang merasa ini-itu, kamu akan lelah karena pikiranmu bekerja lebih banyak. Tahukah kamu? Wanita-wanita ini juga lelah, mungkin lebih, mereka juga ingin mengungkapkan perasaannya dengan bebas. Sebebas saat presentase di perkuliahan, sebebas menyanggah dalam forum perdebatan, sebebas menyapa selamat pagi. Tapi, kenyataannya, wanita-wanita ini berbeda. Sekuat apapun mereka ingin frontal bicara, sepertinya takdir menarik ke jalan yang lebih sunyi, menenggelamkan mereka dalam luapan kata.

Beberapa dari wanita ini, sesungguhnya sudah banyak berbicara padamu. Yah, memang selama ini mereka diam di hadapanmu, selalu memainkan emoticon senyum dan tawa saja di ruang pesanmu. Namun, tengoklah tulisan-tulisannya, mereka berbicara padamu cerewet sekali. Jika kata-katanya disuarakan, kamu butuh penyumbat telinga sepertinya. Sayangnya, sekali-kali itu tak terjadi, maksudku, itu sebuah keajaiban jika terjadi.

Apakah mereka bersembunyi? Entahlah, ini adalah bagian yang tak dapat mereka jelaskan secara eksplisit. Bukankah ketika kita haus yang kita cari adalah minuman? Kiranya seperti itulah gambaran yang sedikit membingungkan tentang mereka. Haruskah segalanya berakhir di sebuah tulisan? Bagaimana bisa? Yah sekali lagi, mereka pun selalu bertanya-tanya. Tapi kamu tahu apa jawaban yang didapatkannya? Tidak ada. 

Dan mereka, tak sungguh-sugguh ingin tahu dari jawaban 'mengapa', mereka lebih membutuhkan penguatan, semisal -Menulislah, aku akan terus membacamu!-

*

Wanita-wanita ini, apakah kamu mendapati mereka di kehidupanmu?

Kamu. Ah, kalian. 
Jangan buat mereka berhenti menulis, meski kamu tak ingin menjadi alasannya untuk menulis.
Jangan memarahi mereka yang menurutmu tak jujur atau malah terlalu jujur. 
Jangan buat mereka bersalah, atas apa yang tak bisa mereka katakan.
Jangan salahkan mereka, jika kejujurannya berbeda.
Jangan salahkan mereka, jika menemukan dirimu dalam tulisannya.
Jangan lelah membacanya, jika kamu percaya padanya.
Ah, untuk banyak hal, jangan memusuhi wanita-wanita ini!

Sekalipun akhirnya kamu tak pernah memahami wanita-wanita ini, biarkanlah mereka tetap dalam jalannya, apalagi yang mereka miliki selain keinginan untuk terus jujur merangkai kata dan membesarkan hatinya sendiri. Yah, wanita-wanita ini, mereka harus sadar bahwa mereka tak sendiri. 


Maros, 11 November 2013/15.31

*refleksi blogwalking dan menemukan banyak wanita seperti 'wanita-wanita ini' :D



6 comments:

  1. kak iis ,, kapan ki periksaki pikiranku??? kok bisa tahu wkwkwkwkw

    ReplyDelete
  2. Wanita-wanita ini, apakah kamu mendapati mereka di kehidupanmu?
    saya jawab iya...

    ReplyDelete
  3. seperti itulah wanita yang elegan...
    sorry... menurutku...

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. Ahahaha, bah kak... klo nda menuliska ada kurasa yang hilang dalam diriku. Biar tommi itu tulisan gaje yang kubuat, y penting nuliska. hehe

      Delete