Sunday, November 3, 2013

Jika Istrimu Seorang Guru SD


ibu guluuuuuu :)


Apa yang ada dibenakmu jika pada waktunya nanti jodohmu adalah seorang guru?bukan guru SMA atau SMP,melainkan guru SD. Setiap hari tepat pukul 7 pagi, istrimu ini harus sudah berada di SD tempatnya mengajar. Mendidik anak didiknya tanpa pandang status sosial, entah dia anak pejabat, dokter, dosen, tukang sayur, sopir bus akan tetap dipandang sama. Jangan salahkan jika rumahmu nantinya akan penuh dengan anak- anak yang silih berganti membawa tas dan buku untuk belajar berhitung atau membaca. Riuh akan suara anak- anak yang memiliki semangat untuk maju. Mungkin ini akan berdampak pada waktu istirahatmu yang terganggu.

Jika kamu mengharapkan seorang istri yang menjanjikan materi sepenuhnya, jangan kau cari pada sosok guru SD ini. Ia jauh dari segala gemerlap materi dunia, ia sederhana dengan cinta yang dimilikinya. Cinta akan anak didiknya, cinta dengan pekerjaan yang ia geluti dan yang paling utama adalah cinta dengan keluarganya. Ia tak akan pernah melalaikan tugasnya sebagai seorang istri bagi suaminya dan ibu bagi anak- anaknya. Setiap pagi ialah yang akan bangun pertama kali menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Memasak menu makan siang walaupun raga telah lelah pasca mengajar,mengajarkan les tambahan untuk anak didiknya dan ia tidak akan melupakan tugasnya sebagai ibu rumah tangga.

Setiap ibu adalah guru, dan ia tidak lupa akan perannya menjadi madrasatul ula bagi buah hatinya. Kau akan melihat bagaiamana ia mendampingi anak-anakmu tertatih membaca Al-Qur’an dan alphabet, bagaiamana ia dengan sabar mengajarkan berhitung dan menulis, bagaimana bunyi doa- doa sehari-hari yang tergolong sederhana dan lain sebagainya.Walaupun sebagai wanita karier, seorang guru SD memiliki waktu yang cukup banyak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Ia mempunyai waktu untuk memperhatikan bagaimana buah hatinya tumbuh dan berkembang.

Kau tak usah heran ketika dia seolah mengenal setiap orang yang dijumpainya, atau ketika tiba- tiba ada seorang anak yang mendekat dan mencium tangannya dengan malu- malu.Itulah resiko menjadi guru, sebagai panutan dan tuntunan bagi anak didiknya. Ketika dia mulai mengeluh dengan pekerjaannya, ketika sebagian dari siswanya belum bisa memahami pelajaran seperti yang ia harapkan, ia hanya ingin kamu kuatkan dengan senyuman atau genggaman yang menghangatkan. Asal kau tahu, mendidik anak orang lain itu tidak semudah mendidik anak sendiri, itu jauh lebih sulit dari yang Kau bayangkan.

Tulisan ini karya http://destina-des.tumblr.com/ yang diikutkan dalam project #ceritajika milik kak masgun. :)


***

Sebagai seorang guru SD (juga), saya kira ini mewakili. 
 

No comments:

Post a Comment