Saturday, September 13, 2014

Kalau Ada Yang Bertanya-tanya Tentang Aku



"Setelah dinyatakan LULUS, ke depannya hari-hariku akan sibuk. Pukul 07.30 WIB harus sudah ada di tempat pelatihan hingga pukul 15.00 WIB. Aku harus belajar sungguh-sungguh, dua bulan waktu yang berharga untuk mendapatkan ilmu yang gratis. Agar tak terlalu jenuh, sebelum pulang ke rumah, aku akan mengunjungi Perpustakaan tepat di samping gedung pelatihan. Walau kutahu, aku akan berhadapan dengan macet yang parah di jam pulang kerja. Atau sedikit kemalaman karena angkot yang terlalu lama ngetem. Tak masalah. Aku harus menjalani hariku dengan seriang-riangnya. Dari senin hingga jumat. Sabtu-minggu, belum tahu. Mungkin berleha-leha, mungkin tetap sibuk juga.

Sesekali kubuka portal CPNS, mama bilang cobalah ikut, kemudian aku mendownload semua soal tes CPNS, membaca artikel tentang ini-itu, serta mengerjakannya satu per satu. Telah kukatakan jauh hari, aku tak ingin menjadi PNS. Sampai saat ini aku belum terlalu yakin apakah aku telah memilih jalan yang benar. Tapi, melihat wajah mama, aku merasa bahagia telah mendaftarkan NIK-ku. Kini, sedang aku tunggu Kemenag buka pendaftaran, meski sesekali hatiku menarik ke Kemendikbud yang sudah terbuka pendaftarannya. Aku selalu ingin tertawa saat tahu aku dilema karena CPNS, bukankah dulu aku anti sekali. Ckckck Mama selalu yakin kalau aku bisa melewati tes apa saja -untuk urusan otak-, seperti halnya pelatihan itu. Dari sekian banyaknya pendaftar, namaku masuk ke dalam 20 orang yang diterima. Mungkin, satu-satunya keraguan yang kulihat di mata mama adalah, ketika aku memutuskan 'sibuk' di dapur. Beliau lebih baik mengusirku dengan halus, memerintahkanku pekerjaan yang lain. Asalkan, bukan memasak! Perempuan malang.

Aku ingin melakukan apa yang aku suka. Aku ingin menjadi apa yang aku inginkan. Aku (sedang) tak suka ditanya-tanya, meski aku tahu banyak yang peduli padaku. Bahkan ada yang terang-terangan bilang, dia ingin sekali melihatku sukses. Aku juga, aku ingin sukses. Tapi, samakah sukses di kepalaku dengan sukses yang ada di pikiran dia/mereka? Aku tak ingin terjebak dalam banyaknya harapan orang, aku takut jika apa yang aku lakukan nanti hanya karena ingin membahagiakan mata orang yang melihatku, aku tak mau itu. Saat hatiku bilang 'tidak' maka aku akan mengikutinya, sebisa mungkin, juga sebaliknya. Di umurku yang tak lagi kanak-kanak atau remaja, sudah sepatutnya aku bisa menentukan sendiri hidupku. Bahkan, orang tuaku pun selalu berkata, "Orang tua cuma mengarahkan, semuanya tergantung Iis." Ya, yang kujalani sekarang adalah pilihan hatiku, kalaupun salah atau gagal, yang paling bertanggung jawab adalah diriku sendiri. Aku takkan (sangat) menyesal.

Aku tak pernah lagi menulis. Cerpen maupun puisi. Bagaimana kalau aku kubur saja mimpiku menjadi penulis? Hatiku belum memutuskan. Apakah aku kehilangan pegangan?  Aku tak tahu. Saat ini, aku tak bisa mengerjakan banyak hal dalam satu waktu atau kasarnya, aku gagal fokus. Pikiranku malah kacau kalau aku paksakan. Akhirnya, aku hanya memilih satu hal yang paling harus aku kerjakan.

Satu hal lagi, mesti kutulis ini semua, sejatinya masih banyak yang tersimpan di kepalaku. Tapi sayang, aku masih tak ingin berbagi pada siapa pun."


*

Jkrt, 140914

4 comments:

  1. Terkadang keadaan benar-benar menyudutkan kita.
    Kangen ka k' :)

    ReplyDelete
  2. kak sdah ku krm di email ta. kapan bsa selesai kak ?

    ReplyDelete
  3. Amma-cam: *warmhug* :') Miss you too! Mari menjadi perempuan kuat u kehidupan ini. :)

    ReplyDelete
  4. Dila Tantipp: Ckck kenapaki nda smska, jarang2ka lg buka blog. Insya Allah minggu yah dek? Gpp kan? Soalnya banyak kegiatanku ini :(

    ReplyDelete