Monday, October 28, 2013

Kalah!


Laa Taghdab, ibu guru...

Apakah kalian membenci saya?

...adalah kalimat yang ingin saya lontarkan ke murid-murid kelas 1 SMP. Kenapa? Apa yang membuat kalian sebegitunya tidak mendengar? Hari ini, saya sedikit menyesal telah bertindak bodoh dengan keluar dari kelas dalam keadaan marah. Yah, Marah!

Jadi, cerita itu bermula ketika saya sedang mengajar. Jam pertama di hari senin. Entahlah, ada apa dengan mereka, murid-murid itu? Mereka selalu saja bercerita, mengobrol, bercanda, pokoknya mereka seolah-lah menunjukkan bahwa merekalah yang berkuasa. -_-

Berkali-kali saya menegur, namun sebanyak itu pula mereka tertawa. Di menit-menit pertama saya mencoba untuk bersabar, karena saya tahu, masih ada yang ingin belajar sungguh-sungguh dan tentunya mau mendengarkan saya. Tapi, kemarahan saya tak lagi terbendung, Akb*r, murid yang sangat jelas tidak menyukai pelajaran ini berkata kasar kepada saya (untuk kesekian kalinya). Tumpas sudah! 

Saya menghempaskan diri di bangku, membereskan buku dan memasukkannya dengan sangat emosi. Bibir saya bergetar, dada saya terasa ingin meledakkan semua perasaan jengkel, tapi saya tidak menangis meski mata ini mau menumpahkan airnya. Tidak.

Mereka semua terdiam. Tanpa melihatnya, saya tahu mereka semua kaget melihat saya yang seperti ini. Bukankah selama ini guru mereka selalu tersenyum dan tak pernah marah? Tidak, nak. Hari ini gurumu sangat marah. Dan kalian harus tahu itu

"Yah sudah kalau kalian tidak mau belajar. Silahkan main-main saja.Semua sudah pintar kan?"

Setelah mengucapkan kalimat itu dengan lirihnya. Tanpa menatap satupun mata mereka, saya melenggang pergi. Waktu mengajar saya masih tersisa 15 menit, namun saya mengalihkannya dengan pergi ke sebuah kursi kosong dan menenangkan diri di sana. 

Saya tidak menangis. Saya diam saja. Namun pikiran saya bekerja lebih keras dari biasanya.

Apa yang telah saya lakukan? Apa yang baru saja terjadi? Mengapa mereka membuat saya marah? Mengapa saya tidak bisa menahan amarah? Apa yang harus saya lakukan? Bukankah menjadi guru adalah selalu menyenangkan untuk saya? Mengapa sekarang tidak?

Saya tidak menangis. Meski angin menyapu genangan di mata saya begitu lembutnya. Alhamdulillah, saya tidak menangis di hadapan siapapun bahkan pada diri saya sendiri.

***

Baiklah, 15 menit perenungan itu membuahkan hasil. And these are...

1. Saya akan meminta maaf dan memberi maaf.
2. Saya akan bertanya kepada mereka, apa yang mereka inginkan? Mungkin dengan membuat daftar atau semacam curhat kertas. Atau apalah!
3. Saya akan banyak belajar. Mempelajari ilmu mengajar. Membaca buku lebih banyak lagi.
4. Mengembangkan metode belajar, mungkin mereka bosan. Ah, pasti mereka bosan. -_-
5. Mendoakan mereka tiap sudah shalat.
6. Mencoba untuk lebih sabar, sabar, dan sabarrrrrr...


*Saya kalah oleh diri saya sendiri. Bukan pada apapun selain itu.

No comments:

Post a Comment