Thursday, August 28, 2014

Selamat Ulang Tahun, Iis.


salah tulis wita, seharusnya wib --"

"Semoga Tuhan, melindungi kamu
serta tercapai semua angan dan cita-citamu.
Mudah-mudahan diberi umur panjang
sehat selama-lamanya."

(Selamat Ulang Tahun, Jamrud)

*

Kumatikan lampu. Kusinari kertas dengan sinar hape yang seadanya, agar kumaknai arti seberkas cahaya, aku mencipta gulita. Aku pun menulis ucapan selamat ulang tahun untuk diriku sendiri. Aku ingin menjadi orang yang pertama. Dan aku, telah.

Sepanjang hari ucapan selamat berdatangan, aku bahagia dan menghargainya. Sekalipun tak ada, takkan melukai apa-apa. Namun, satu hal yang paling membuatku tersenyum kala mendapat ucapan selamat adalah: saat berbalas aamiin. Aku ingin sang pemberi menjadi penerima kebaikan doanya pula. Sungguh indah ukhuwah.

Hari kelahiran yang terus berulang dalam hidupku, bukanlah hari besar yang dipenuhi tepuk tangan, atau silau cahaya lilin. Untuk yang paling sederhana adalah ketika hanya aku, menjadi satu-satunya orang yang ingat akan kelahiranku dan berdoa sendirian. Tidak, aku tak bilang ini menyedihkan...aku mensyukuri apa yang patut, dan aku harus.

Dua puluh delapan agustus dua ribu empat belas telah pergi. Kepalaku sudah menyimpan rekaman tentang hari itu. Jika aku menjadi pelupa yang sangat, salah satu doaku tadi adalah diberikan kekuatan untuk terus mengingat kenangan setiap hari lahirku. Hari dimana aku harus terus merasa terlahir kembali. Dan mengingat dengan jelas orang-orang yang hadir di sana, tanpa pernah kuminta. 

Apa yang digulung ombak, 
akan dipecahkan karang,
atau berakhir di bibir pantai.  

Batu-batu menangis
saat penunjuk jalan saling bertolak.

Apa yang disapa tapak
akan di jejak tanah
atau tertanam selamanya.  

*
Selamat Ulang Tahun, Iis.  

Jkrt, 290814 

2 comments: