Monday, May 5, 2014

Saya Suka Saya Hari Ini


"Ini seperti Lailatul Qadr, tapi bukan. Ini hari dimana saya merasa sedikit menjadi lebih baik dari sekian banyak hari yang telah terlewati."

*

Alhamdulillah. Hari ini, saya merasa sedikit lebih baik dari biasanya. Saya banyak melakukan perenungan. Apa kekurangan saya, apa yang seharusnya saya lakukan, segala-gala tentang apa yang telah terjadi dan perlu dimuhasabahkan. Saya menemukan banyak kekurangan di sana-sini. Saya sedih, tapi bersyukur Allah masih mau membukakan hati saya untuk melihat semuanya. Saya sedih, tapi saya bahagia Allah masih memberikan waktu untuk berubah.


 Saya adalah orang yang...

Sombong, Tukang Pamer, Lebay.

Sudah satu bulan lebih saya jarang update status sejak saya melihat thread status-status lama yang pernah saya buat. Saya menemukan keluhan, sindiran, pamer (riya), kelebayan, mesti banyak juga status bijak yang saya buat dan penuh like dan comment, tapi saya menemukan jejak kesombongan di sana. Saya manusia biasa yang tak terlepas dari penyakit hati. Saya kuat untuk menahan amarah, tapi saya juga lemah pujian. Saya senang memiliki banyak teman, tapi saya juga kadang iri, egois, apatis. Dan masih banyak lagi tentunya, siapa-bagaimana diri saya. Atas penilaian inilah, saya harus lebih bijak memanfaatkan medsos yang ada. Oleh itu, saya perlu berfikir dua kali sebelum update apapun dan dimanapun. Saya harap hanya kebaikanlah yang saya tinggalkan sebagai jejak hidup saya nanti. 


 Lemah, Tidak Tegas, Apatis.

Saya kesulitan mengatasi permasalahan, dengan ketidaktegasan yang saya miliki. Saya sulit memutuskan apa-apa, dengan kelemahan diri ini. Saya membuat kekecewaan, dengan ke-apatis-an yang saya tunjukkan. Sedangkan saat ini saya berada di posisi ketua dalam organisasi. Saya tahu, mereka kadang jengkel dan jengah melihat prilaku saya. Waktu kepemimpinan saya akan habis, dan saya tak memberikan banyak kontribusi selama ini. Saya menyadari kesalahan saya ini, saya ingin meminta maaf kepada mereka. Saya ingin memberikan yang terbaik di waktu tersisa, tapi mengapa sampai saat ini pun saya belum tahu dalam bentuk apa itu? Saya selalu berdoa untuk diberikan sedikit saja kekuatan untuk memimpin sesuatu, namun sebelum itu, saya belajar lebih dulu untuk memimpin diri saya sendiri.

Menyalahkan Diri Sendiri. Menyalahkan Orang Lain.

Menyalahkan diri sendiri terlalu dalam, kemudian melimpahkan kepada orang lain atas kegagalan yang ada. Ini buruk sekali. Saya ada di situasi seperti ini berkali-kali. Saya bahkan bisa melihat ke dalam diri sendiri siapa-siapa orang yang kini bertengger di sudut kemarahan hati saya. Saya malu mengakui, tapi inilah saya. Dan malam ini, saya berjanji saat membuka mata pagi ini, saya sudah memaafkan diri saya dan melepaskan kemarahan atas orang lain.


Cepat Merasa Puas.

"Tetaplah lapar, tetaplah bodoh." Pidato Bill Gates di sebuah acara wisuda yang pernah saya baca dulu, kini saya ingat kembali. Maksudnya, beliau mengingatkan untuk kita tetap merasa lapar sehingga kita tak berhenti bekerja dan berusaha. Tetaplah bodoh, agar kita tak merasa puas dengan ilmu yang didapat, untuk kemudian terus menimba ilmu dimanapun dan kapanpun.  Mengapa saya bisa melupakan nasehat baik ini? Ah, tak apa, yang penting saya mengingatnya lagi. Ust. Mujawwid juga pernah memperingatkan tentang sifat yang perlu saya jauhi, yaitu jangan cepat merasa puas. Inshaa Allah, saya sedang berusaha untuk mengamalkannya. Semoga lautan hikmah di bumi ini, Allah berikan pemahaman yang baik untuk saya memahaminya.

Egois.

Malam ini saya berbincang dengan adik saya, Asiah. Kami saling sharing betapa kami harus bersyukur atas anugerah yang Allah berikan. Kesempatan kuliah yang tidak dimiliki ketiga saudara kami yang telah lulus. Juga kemampuan yang kami punya. Kami saling menguatkan untuk melepas egoisme. Kami harus bersungguh-sungguh dengan apa yang kami miliki sekarang, berusaha untuk tidak mengandalkan orang tua lagi (dalam hal materi). Dan mulai memikirkan bagaimana masa depan adik-adik kami. 

Penakut.

Mungkin, lebih kepada terlalu berlebihan dalam kekhawatiran. Takut kehilangan atas sesuatu. Dan kepada seseorang, saya sudah melepas rasa takut berlebihan ini. Saya tenang sekali, saya percaya bahwa rencana Allah adalah sungguh terbaik adanya.


*

Masih banyak kekurangan saya, namun biarlah selebihnya saya pahami sendiri dan Allah tutupkan atasnya. Tulisan ini, bukanlah ajang mengumbar aib. Setiap orang punya kekurangan, saya juga, dan kita punya cara masing-masing untuk mengatasinya. Saya harap tulisan ini bisa abadi menjadi pemberi peringatan, kala saya tersesat dan menjadi pribadi yang buruk lagi. Dan mengingatkan saya bahwa saya hanyalah manusia biasa, maka tak boleh ada kesombongan sebiji zarrah pun.

Semoga muhasabah ini tak hanya sekedar perenungan kosong. 

Allah bantu saya. Allah saya ingin jadi pribadi yang lebih baik lagi. Allah terima saya. Allah maafkan atas kesalahan yang saya perbuat. Allah saya ingin dituntun. Allah ridhoi segala perbuatan saya. Allah hilangkan segala penyakit hati ini. Allah beri saya waktu untuk menjadi sebaik-baik manusia, sebaik-baik khalifah di bumi-Mu. Allahumma aamiin.


mksr, 05/05/14

No comments:

Post a Comment