Wednesday, July 1, 2015

RanFeel 10


Suatu hari,

"Kamu pikir apa yang akan aku tulis jika dimulai dengan kalimat 'suatu hari'?" tanya Fai membuka percakapan di pagi yang dingin. Tangannya menyilang, selalu. Teh hangat di atas meja ditariknya mendekat, kepulan asap bermain-main, urung meminumnya.

"Aku pikir kamu akan menulis khayalan panjang dan mengajakku ke sana untuk meninggalkanku sendirian," Iers mengencangkan dekapan, kedinginan. "Seperti biasa." ujarnya pelan.

"Sakartis."

"Belum, Fai. Itu baru sinisme."

Fai menyeruput teh perlahan, sambil didengarnya kicau burung yang aneh. Seperti nyanyian sendu dari kejauhan, menggema. Ah, itu tak mungkin. Ia menatap Iers, "Kau dengar itu?" Tangannya memberi isyarat untuk tak bersuara. Iers menegakkan punggungnya, telinganya awas mencari suara yang dimaksudkan Fai.

"Aku tak mendengar apa-apa," kemudian tak didengar lagi perbincangan mereka.

*

kepengen berhentiin cerita gitu aja

No comments:

Post a Comment