Kalau aku perhatikan dengan seksama -sekali lagi, aku melihat dia sebagai teman yang baik banget. Kulihat matanya, memandangku penuh penghormatan. Kadang aku lempar tatapan jauh-jauh, saat kembali lagi pada matanya, dia masih setia di sana.
"Bagaimana putrimu?" tanyaku di sela sibuknya. Dia menoleh, tersenyum. Ada ketenangan terpancar, pertanda putri satu-satunya yang terkena demam sudah sembuh. Setidaknya, membaik. Dia sibuk kembali, pada pekerjaan yang kuhafal betul ritmenya. "Semangat yah, Dan!"
Dani melintas lagi, dalam bayangku.
*
kepengen bikin cerpen aja
No comments:
Post a Comment