Wednesday, June 11, 2014

Setelah Waktu Itu




Aku ingin memberitahukan padamu apa yang terjadi padaku setelah waktu itu. Di malam hari aku tertidur lebih cepat dari biasanya, aku sudah bukan 'orang-orang malam' tanpamu. Aku tidur dengan perasaan yang masih tak menentu. Entah kenapa, aku selalu terbangun di tengah malam. Aku merasakan perih dan sakit di hati, lalu menjalar ke ujung jari-jariku. Rasa nyeri itu mengalahkan sakit fisik yang pernah kurasakan.

Di malam buta, aku menangis tanpa suara. Jika di sisi kananku ada seseorang, aku akan berbalik ke sisi kiri dan menangis dalam diam. Dan sebaliknya. Aku bisa menyembunyikan tangis, namun tidak dengan guncangan tubuhku yang bergetar menahan ledakan. Ini sangat melelahkan, tidakkah kau tahu?

Aku menangis dengan banyak alasan. Aku menangis karena rasa nyeri yang menjalar dengan cepatnya, aku menangis karena harus menahan suara tangis yang ingin meledak, aku menangis karena semua itu membuatku marah, aku menangis karena tak tahu marah pada siapa, aku menangis karena aku menyesali mendapati diriku menangis dan hal ini masih saja terjadi sampai sekarang, aku menangis karena tak tahu cara menghentikannya. Aku menjadi begitu lelah menunggu malam berakhir, lalu di pagi hari aku mendapati mata yang sembab sisa semalam. Namun, yang lebih menyakitkan adalah... aku akan bersikap baik-baik saja untuk menghabiskan hari. Lalu, menjumpa malam dengan ketakutan baru lagi.

Aku ingin memberitahukan ini padamu. Tapi aku tak tahu bagaimana caranya. Dan, untuk apa? Apakah setelah tahu hal ini akan ada yang berubah? Apakah aku tidak akan terbangun dan menangis lagi? Apakah aku akan baik-baik saja?

Kalau ada kesempatan, mungkin bukan hal ini yang akan kucerita. Tapi, aku akan bertanya, dengan cara apa kau melupakanku? Hanya itu.


No comments:

Post a Comment