Seseorang pernah berkata, "Kadang (antara dua orang atau lebih) memang harus dipisahkan, agar bisa melihat lebih jelas." Mungkin ada benarnya. Kita memang selalu butuh jarak untuk bisa membaca dengan baik, menghargai pertemuan, dan untuk mengetahui arti rindu juga kehilangan.
Lalu dengan alasan apa kamu berjarak denganku?
(Cahya Sidratulmuntaha Daties)
*
Alasanku adalah untuk menyembuhkan hati. Hati yang kumiliki sedang 'sakit', menyimpan banyak kekotoran. Menyimpan keraguan. Menyimpan ketakutan. Menyimpan kemarahan. Menyimpan duka. Menyimpan luka. Hatiku bagai gudang yang menyimpan barang rusak, sesak. Hatiku sakit parah. Hatiku benar-benar sedang dalam stadium akhir. Sekarat.
Inilah aku dan hatiku sedang memasung jarak: pada segala 'keduniaan' yang sungguh indahnya membutakan. Inilah aku dan hatiku sedang menambat jarak: pada tangan Ar-Rahman yang hangatnya sungguh menentramkan jiwa. Aku datang karena firmanNya, dengan mengingat Allah hati akan tenang.
"Aku datang, Allah. Aku datang... sembuhkan aku. Tolong aku dari penyakit hati yang merusak diriku. Yang membunuh pikirku. Yang mengeraskan hati. Selamatkan aku..."
Dan kamu, maukah kamu menunggu hatiku sembuh? Semoga kebijaksanaan mengisi lengang. Antara aku dan kamu.
Malam, 31 Desember 2013/00.33