Sunday, May 12, 2013

Aroma Selembar Kertas


Menulismu untuk Menemukanmu


Sudah beberapa hari aku menguji keberuntungan hatiku, Vir. Memasuki pasar, menahan serbuan bau yang tajam menusuk hidung, berharap ada kamu tengah menawar sesuatu -apa sajalah- dengan kesantunanmu, lalu kamu menoleh padaku seraya berteriak, "Hei!" Kamu terkejut mendapati diriku di sebuah pasar, satu dari banyak tempat yang tak ingin kukunjungi.

But, it's lucky time for us. Deraiku.

Hahaha aku juga ingat, pernah berharap bertemu denganmu di sebuah jalan yang asing, kau tahulah aku tak hafal area kotamu. Di pinggir jalan, tepatnya, saat aku mengucek mataku berharap dalam jeda sepersekian detik, di antara perih dan nanarnya mataku, aku menemukanmu di seberang; menunggu lampu merah, berjalan menuju padaku; di hadapanku kau tersenyum manis dan berseru, "Hei!"

It's lucky time for us, bisikku.

Satu waktu, aku menganggurkan motor di parkiran swalayan. Nekat pulang naik angkutan kota, saat itu senja baru saja digusur hitam, entah dari mana keyakinan bodohku kambuh lagi. Apalagi yang aku harapkan, kecuali bertemu denganmu. Tempat duduk terasa sesak, aku terhimpit dua badan besar yang memakan banyak tempat. Aku melengos pasrah, ketika satu-satunya tempat kosong di sisi sopir diisi oleh seorang wanita. Sayangnya, itu bukan kamu. Mobil melaju kencang, membawa sebuah kata yang menggantung hampa di kepalaku. "Hei!"

It's lucky time for us, maybe. Gumamku.

Huh! Masih banyak lagi cerita -halhal aneh yang kulakukan- demi menguji keberuntungan hatiku. Menemukan kamu. Tapi, kau tahu, sejak dulu keberuntungan (sepertinya) enggan berpihak padaku. Sungguh pertaruhan yang mahal. Menemukanmu dalam ketidaksengajaan yang disengaja, hah, apa yang aku bicarakan ini?

Maksudku, kau sangat berharga Vir. Aku tahu itu. Aku yakin itu. Menemukanmu, tak apalah, harus menceburkan diri di tumpukan jerami untuk mencari sebatang jarum. Tak apalah, berlelah kesah, memisah minyak dari air. Atau berteman malam, menjelma punuk merindukan bulan. Tak apalah...

Vir, aku hanya ingin menemukanmu. Sekali lagi. Memperjuangkanmu. Untuk banyak kali.

: lewat selembar kertas yang beraroma kuat.


*selalu dan akan seperti ini, cerpen yang teramputasi. :D


11.05.13/19.35

No comments:

Post a Comment