Monday, November 12, 2012

Ada Melati Tadi Malam

Ada Melati tadi malam, Mewangikan malamku…





Tadi malam, saya bernafas dalam kekacauan. Berondong masalah menghantam. Saya pusing. Ingin rasanya meledakkan kepala saya dan tidur tanpa kepala. Haha, silly me!

Saya mencoba bertahan untuk menyimpannya sendiri. Untuk masalah pribadi saya terlalu yakin bisa mengatasinya. Tapi, hei, saya manusia. Saya makhluk zoon politicon yang sewajarnya tak bisa hidup sendiri. Sekuat apapun. Toh, pada akhirnya saya membutuhkan seseorang untuk menyandarkan kepala saya yang tanpa daya. Lemah. -sepertinya saya harus mengakui hal itu sekarang- Biarlah. Stop untuk bersandiwara. Saya bukan artis yang baik.

Saya mulai bertanya-tanya, berapa banyak teman yang saya miliki? Mengapa tak ada tenaga yang tersisa untuk memanggil mereka, satu saja, membangunkannya di tengah malam dan meminta dia untuk mendengar, hanya mendengarkan saya bercerita,,, itu saja. Tidak lebih. Tidak juga solusi, karena ketika kamu bercerita dan seseorang mau mendengarkannya itu sudah menjadi bagian dari solusi tanpa basa-basi.

Saya tidak memanggil siapapun. Saya tidak menghubungi siapapun. Saya berpikir, semua orang punya masalah. Siapa saya datang meminta mereka menyediakan ruang untuk masalah saya, ah, egois sekali. Masalahmu, telan sendiri! Begitulah saya mengulang-ulang kalimat pahit dan menunggu pagi saja dengan kepala yang berdenyut ingin pecah.

Tapi Allah Maha baik, walau saya sempat melupakanNya...karena tak langsung menghadap padaNya yang sudah jelas sebaik-baik tempat kembali. Allah mengirimkan pada saya seseorang yang mampu membalikkan keadaan. Dan menyadarkan saya arti kehidupan saya yang perlu disyukuri. Banyak. Banyak sekali.

Namanya Melati,

Mengenalnya belum sampai pada angka 1 bulan. Tapi kekuatan cinta dalam ukhuwah seakan-akan membuat saya merasa dekat dengannya, melebihi teman yang saya kenal bertahun-tahun lamanya.

Tadi malam Melati datang. Dalam ruang sms dia menanyakan keadaan saya dan meminta saya untuk berbagi. Hah?! Hei, are you kidding?! Bukankah di status saya sudah katakan…saya tak mau berbagi kesedihan (walau sebenarnya sangat ingin), tapi dia seperti…ah, dia membaca saya. Dia tahu bahwa saya membutuhkan seorang teman. Dia siap mendengarkan. Dia selalu sotta tapi benar. Hihihi

Namanya Melati,

Tadi malam Melati datang. Dia sms saya, “Mw nlp ke tlkmsel for 5mnit tdk? Bs tdk? *bisik2. Oeee.. z blm mw tdr, ada yg lg z pikir juga.. ayo saling menenangkan :-/” Right, tentu. Ah, saya terlampau senang dan menghiraukan waktu yang sudah larut. Sepi. Semuanya saya terobos dan saya menelponnya. Untuk pertama kali kami berbincang. Bertukar suara. Dan itu sangat lucu. Huaaahhhh, saya terlalu banyak tertawa… saya tak bisa menahannyaaaaaaa :D. Apalagi ketika Melati berbicara ala tegal…hahahaha, God, she was funny!

Look, saya belum dan tidak menceritakan masalah saya..tapi tawanya membuat saya melupakan itu semua. Look, seperti yang saya katakan…saya hanya perlu 'suara lain' selain bisikan gila yang menggilakan. Bahkan sapaan selamat malam saja bisa menjadi obat sakit kepala, ah… aneh. Tapi tidak semua dapat mengerti hal kecil ini. :(

Namanya Melati,

Tadi malam Melati datang. Dia menceritakan kisah hidupnya. Dan saya bersyukur dia percaya pada saya, saya bersyukur dapat mendengar ceritanya, saya bersyukur mengenalnya, saya banyak bersyukur tadi malam.

Oh, Melati. Saya memeluknya tadi malam. Dengan doa-doa yang luruh bersama air mata. Dan dia memeluk saya dengan kisah hidupnya yang benar-benar menjadi pelajaran untuk saya. Dia menyadarkan saya. Dia membawa saya kembali dari ketidaksadaran. Dia menarik saya dari kejatuhan. Ah, dia … saya tidak tahu berkata-kata. Malam  itu milik Melati untuk bercerita, saya hanya ingin mendengarkan. Melati membuka mata saya. Dan saya tahu, itulah seharusnya seorang teman.

Satu jam kami melewati  malam. Tahukah kamu betapa berharganya waktu yang singkat itu. Saya masih ingin mendengar ceritanya, tapi tangisan saya lebih hebat. Memaksa saya tergugu. Bahkan untuk memberi salam pada Melati saja saya tak sanggup. Oh, maafkan saya.

Malam tadi, masalah-masalah saya yang terasa besar dan memenuhi kepala lantas  menjelma buih. Kecil. Tak ada apa-apanya. Saya malu. Pada diri saya yang terpuruk tanpa menyadari bahwa di atas langit masih ada langit. :(


Namanya Melati,

Tadi malam Melati datang. Begitu pula pagi ini. Smsnya menenangkan. Saya tak membalasnya. Masalah pulsa. :D Tapi saya tahu, semua yang Melati lakukan untuk saya tak memerlukan balasan. Hanya kebaikan pada diri saya lah yang dia harapakan.

Agar kamu bisa lebih siap mental menghadapi hidup. Bersyukurlah dengan lingkunganmu yang baik, perasaan yang mengujimu, keluargamu dan cerita hidupku ini. Semoga kamu tambah kuat.”

Oh, I see. Melati, saya pernah membaca sebuah tulisan, katanya kelak lingkaran pertemanan yang kita miliki bukan menjadi lebar dan besar. Tapi sesungguhnya, lingkaran itu akan menjadi sempit. Bukan pada banyaknya teman yang membuat kita bahagia, tapi semakin dalamnya ukhuwah kita, itulah yang nantinya membuat lingkaran itu berharga.

Saya berharap, kelak ketika lingkaran pertemanan saya ‘menyempit’ dia ada di dalam sana. Begitu pula diri saya di lingkaran pertemanannya.


Namanya Melati,

Tadi malam dia datang. Walau dalam telepon saja. Saya sudah cukup senang. Dan saya berharap Tuhan menganugerahkan waktuNya untuk saya datang kepadanya. Atau sebaliknya. Dalam keadaan yang nyata, diberkahi, dan diridhoi.

Terima kasih Melati. Terima kasih, teman.

Aku mencintaimu karena Allah. Tetaplah mewangikan hari-hari saya. Semoga saya bisa menjadi teman yang baik pula untuk dirimu. #Hug


Ini Melati, Wanita yang tegar. She is my inspiration now.  :)



Kawaiiii >_<"





Belum seberapa ini.. Wait, saya mau curi fotonya yang lebih ekspresif lagi...



Yahhhhhhhh....ini dia! Hahahahha... funny face!


Oia, inilah wajah asli dari...


>_<"


Melati Khan Dini


^_^v"


Pisssssss mamen.....




2 comments:

  1. mawar, melati... semuanya indah ~(^_^~)(~^_^)~
    #sing
    titip salam buat si melati-mu ;P

    ReplyDelete