Kepada kamu,
Kalau aku hilang, lagi, kamu tak usah berupaya serta bersusah-susah mencari. Kamu punya alasan yang logis untuk tak memperjuangkan aku, yang lari kesana-kemari bersembunyi. Selalu minta ditemukan, selepas lelah didapatkan.
Kalau aku hilang, lagi, kamu duduk saja diam dan lihat apa yang terjadi. Aku, barangkali, hanya sebentar mencari perhatian. Di saat itu, kamu berpikir panjanglah, tentang waktu yang habis kau gunakan untuk mengurusi kekurang perhatiaannya aku. Yang tak -selalu- merasa tak pernah cukup. Bukankah itu membosankan?
Kalau aku hilang, lagi, kamu berjalanlah atau belari sekencang-kencangnya bukan untuk mencariku. Kamu tak usah merasa bersalah, sudah banyak waktu dan tenaga kamu persembahkan untuk menemukan orang hilang. Sudah saatnya kamu berhenti mengikuti permainan aku yang tak tahu diri.
Kalau aku hilang, lagi, sudah sepatutnya kamu mulai menimbang tentang apa yang sebenarnya aku lakukan. Semacam apakah aku yang selalu lari darimu dan meringkuk menunggu uluran tanganmu, kembali. Semacam apakah aku yang pergi tiba-tiba dan datang semau hati. Semacam apakah aku yang minta dicintai penuh, lalu menyusahkanmu seluruh. Semacam apakah yang ingin aku jalani, separuh ada separuh tiada?
Kalau aku hilang, aku tahu takkan ada yang mencari, lagi.
Tapi,
Jkrt, 281014