Langit Maros, 28 Agustus 2013 |
Langit, pernahkah kau menghitung air mata
yang jatuh
di pipi perempuanmu?
Dia terlalu bodoh mencinta, sebab jatuhnya
hati tak ke bumi.
Hatinya naik ke langit dan melakukan
perjalanan
panjang, yang sepi.
Bertemu sekumpulan burung migran
bertanya-tanya, tentang hati tak bersayap
mencarimu.
Langit, pernahkah kau menemuinya?
Mengapa kini dia menghempaskan tubuhnya ke bumi,
menjadi hujan yang menderas di suatu malam
yang dingin?
*
Note:
Aku menemukan puisi ini di folder kumpulan puisiku, tapi entah mengapa aku merasa tak pernah membuatnya. Ah, aku lupa, apa benar memang aku yang membuatnya? Kapan? Dan kenapa? Arghhh.... aku benci menjadi pelupa! Tapi bisa saja ini milik orang lain, jadi selama aku tak ingat tentang pemilik puisi ini, aku takkan mengakuinya. Meski dari hatiku terdalam, aku sangat menyukainya!!!
No comments:
Post a Comment