MENANTI DERITA
Jika semua orang berusaha
menjauhinya dan berharap tak pernah disapa dalam hidup walau sekali saja,
Aliana justru menantinya. Menanti derita: yang baru disebut di mulut, otak
dengan cepat merefleksikannya menjadi sangat menakutkan.
Aliana memiliki segalanya. Ini bukan
tentang kisah gadis cantik yang berlimpah harta namun kekurangan kasih sayang. Broken
home. Atau gadis yang baru saja diputuskan pacarnya kemudian berniat bunuh
diri. Bukan, bukan itu. Ini Aliana yang baik hati. Gadis kebanggaan orang tua,
guru-guru, juga teman-teman di seantero sekolah. Kecantikannya tak membutakan
rasa sosialnya yang tinggi, siap memberikan bahunya pada teman yang
silih-berganti datang untuk berkeluh dan berkesah. Aliana adalah alamat
kebaikan.
Namun, ketika dia berkata menanti
derita, adakah yang salah?
Aliana mengucapkan sesuatu. Lalu
memberikan sedikit senyum, sedikit sekali hingga terlihat seperti seringai
kecil. Terburu-buru meninggalkan Hadi yang terpaku mendengar sepotong kata dari
mulut sahabatnya, “Aku menanti derita…?” ulang Hadi pelan.
Aneh.
Ada apa dengan Aliana?
*
Yay!!! Cerpen 7 Oktober 2011 --,
Appajiiiiiii mukerja Iissssssss, kenapa pendek sekali ini cerpen, terlalu cebollllll
huhuhuhuhu nda bisaku, ampun dah ah!
No comments:
Post a Comment