I Love You, Mama :* |
01 Agustus 2014
"Mama besok ulang tahun kan, mau kado apa ma? Tapi bagi duit dulu, beli kadonya peke duit mama hehehe" Begitulah kicauan kami anak yang masih belum mandiri. Kami masih bertumpu pada suapan orang tua, bahkan untuk menghadiahkan kado di hari istimewa mama pun kami masih meminta. Ini menyedihkan. :(
02 Agustus 2014
Pukul 02.00 malam saya bangun dan memutuskan untuk nonton Running Man. Tapi mama bangun shalat malam dan sahur untuk puasa syawal. Ah, meskipun saya sedang 'kedatangan tamu' saya gak jamin apakah jika tidak saya akan bangun menunaikan shalat malam. Menyedihkan lagi.
Dan mama pun menyisakan makanan sahurnya untuk saya. :( |
Mama adalah ibu, seperti apa yang aku inginkan menjadi. Tapi rasanya jauhhhhh sekali. Bisakah saya seperti mama? Saya selalu bertekad untuk membalas kebaikannya, tapi dengan apa? Pengukur apa yang bisa membuat saya yakin telah membalas semua jasanya? Tak ada. Yah, takkan ada.
Saya selalu bertanya-tanya, sejauh ini apa yang telah saya persembahkan untuk mama? Sedang di ulang tahunnya pun saya hanya bisa menulis puisi serta surat yang tak pernah berakhir di tangannya. Saya membanggakan diri betapa banyaknya kesamaan di antara saya dan mama. Walau nyatanya, ada bentangan spasi panjang yang memisahkan kami. Saya perlu berlari kencang untuk menjadi seperti mama, meski jika mama tahu, kelak dia pasti menyuruhku untuk kembali menjadi diri sendiri.
Ma, bolehkah saya mendengar doa di setiap setelah shalatmu? Adakah harapanmu padaku, anakmu ini? Apa itu ma? Saya terlalu bodoh untuk mewujudkan diri sebagai anak yang baik untukmu. Saya masih suka menyusahkanmu. Meski begitu, saya masih ingin terus di sisimu. Jangan memintaku untuk pergi dari sisimu dulu. Saya masih ingin banyak belajar darimu. Lembut hatimu, bukankah itu yang membuatmu bertahan di kerasnya kehidupan ini?
Ma, barakallahu fii umrik. Selamat ulang tahun yang ke 45. Semoga Allah senantiasa memberimu kekuatan, ketegaran, dan kesabaran yang tak ada habisnya. Tetaplah bersama kami, mengajari kami dengan prilakumu. Kami mohon, berbahagialah selalu, meski kami tahu ada kumpulan duka yang engkau telan sendiri, namun cukuplah kita saling merasa tak melihat itu.
Ma, meski keluarga kita sedikit unik, tapi aku selalu merasa bersyukur telah terlahir sebagai anakmu dan bangga menjadi bagian dari keluarga besar kita yang sederhana. Sekali lagi, kami mohon, mama dan bapak tetap menemani kami hingga sampai kapan pun. Semoga Allah mewujudkannya. Aamiin.
Mmuuaaaahhhhhhhhhh :* |
*
Dari anakmu yang selalu sakit tapi berusaha untuk sehat. Hehehe
Jkrt, 020814
so nice so sad :( :) :D
ReplyDeleteHehehe sosis kapang :D
ReplyDelete