Bagaimana jika, orang yang engkau ikat raganya dengan akad, adalah orang yang jiwanya masih ingin bebas dan liar berkelana? Mengumpulkan cinta dari tiap pucuk pepohonan yang ditemuinya di hutan, dan melupakan tiap cinta yang kau berikan setiap matahari terbit di ujung senyuman? Mengagumi puncak-puncak gunung dan meneriakkan kebanggaan bahwa dia telah dapat menyentuh awan, sedang dirimu, sendiri menggapai kesunyian bahkan dihinggapi rasa rendah diri untuk menunjukkan engkau sebenarnya telah memiliki pasangan? Dia sibuk menyelami lautan dan menantang ombak, kemudian kembali padamu, bahwa hari-hari kebersamaan yang hilang dia ganti dengan cerita semalam suntuk, lalu keesokan harinya dia kembali pergi bersama ranselnya meninggalkanmu. Sendiri. Lagi.
Bagaimana jika hal ini terjadi padamu?
*
Kuatlah, A.
Jkrt, 190714
No comments:
Post a Comment