If anyone can fill
my world with joy and happiness
And cast away all
of my loneliness
Always there
beside me when I am down
And never left my
face with a frown
It’s you! Yes, it
is you my friend who can make it all come true.
(Friend-Mocca)
*
Hari-hari melepas dan melesat
tak cepat atau tak lambat seperti biasanya, mereka selalu sama saja, sampai
pikiran mengubahnya menjadi kereta yang melaju tanpa rem atau bak angkot tua
yang terseok-seok kehabisan bensin. Ini sudah setengah tahun sejak saya
meninggalkan Maros, dan tak lagi menyusahkan dua kakak yang setia disusahkan. Selain
kak Jannah, adalah kak Ira yang kadang kubayangi hidupnya. Setidaknya sejak
perkenalan di perpustakaaan SPIDI, dan kesamaan-kesamaan pikiran yang membuat
kami dekat, lalu dekat banget.
Kak Ira adalah tempat berbagi
yang perlu diwaspadai, terlalu sotta’ (sok tahu) tapi hampir selalu benar.
Seperti tak ada celah untuk menyembunyikan sesuatu, tapi tetap saja saya masih
lebih pintar bermain petak umpet. Untuk satu hal yang mungkin masih menjadi
‘gugusan hipotesis’ di kepalanya Kak Ira. Klo benar iya, saya patut bangga dan
tertawa. Hahaha
Kak Ira adalah teman bermain
teka-teki. Menebak-nebak apa yang terjadi pada kehidupan orang-orang yang kami
amati. Mengobrolkannya siang-malam, di kamarnya yang tidak terlalu luas, kadang
kami menghabiskan waktu bak komentator hebat berjiwa psikolog. Membaca dan
mengomentari. Meski pada ujungnya, kami bukanlah siapa-siapa selain dua wanita
kepo yang berwajah intelek. Titik.
Kak Ira adalah partner di mana
saja, kapan saja, untuk apa saja. Hal sederhana, sedikit sulit, hingga hal gila
yang perlu diingat kembali hari ini tapi enggan kucerita. Kesediaannya menerima
saya dengan segala kekurangan, serta ketulusannya menjadi pendengar dari tiap
masalah yang kucerita atau kusimpan, menjadikan Kak Ira itu keren sekali.
Menurut saya. Tapi hal yang mengesalkan adalah, dirinya terlalu imut untuk
seorang kakak bijak. Hingga saya merasa terlalu tua untuk bersikap kekanakan di
dekatnya. Uff, begitulah.
Kak Ira adalah calon istri dan
ibu yang terlalu lama menganggur. (Hahaha, diksiku ampun deh) Maksud saya,
sebagai seorang adik yang banyak merasakan ‘kebaikan wanitanya’ seperti diurusi
makan dan sakitnya, Kak Ira sudah cukup pengalaman untuk mengurusi sebuah
keluarga. Oleh itu, menganggur kata yang
tepatkah? Hei, jodohnya Kak Ira, where are yuuuuuu? :D
Meski tak semua, itulah Kak
Ira di mata seorang saya. Adik tak tahu dirinya, yang tersayang. Kalau gak
berlebihan, yang tercintahhh, tapi cukup si anu saja yang tercinta. :D
*
Kak Ira,
Terima kasih sudah menjalani
sedikit dari bagian hidupta menjadi teman dan kakak yang baik. Terlepas
permasalahan yang pernah terjadi, Alhamdulillah kita masih baik-baik saja,
justru menambah nilai pertemanan ini.
Terima kasih untuk
mempersilahkan saya selalu datang ke rumahta, menginap, berbincang
hingga larut malam, dan bangun pagi seakan akan saya adalah bagian dari
keluarga besarta yang sama-sama menikmati teh dan sarapan.
Terima kasih untuk setiap
nasehat yang kadang saya terima, kadang tidak, kadang malah membingungkan
kepala. Seperti malam itu, ketika saya dihadapi serbuan tanya tentang
‘cintahhhh’. “Yang paling tulus adalah yang tidak mengatakan.” begitu
menurutta, lalu saya tertidur sambil terus memikirkannya.
Terima kasih, kita telah
melewatkan banyak hal bersama. Semoga saya tidak dilupa. Tidak tersisih dikalah
oleh bagian cerita hidupta yang baru.
*
Maaf untuk hal-hal yang luput,
hal baik yang seharusnya dilakukan seorang teman kepada teman, namun tak
kulakukan. Maaf untuk setiap cerita yang tak berakhir hingga hari ini. Maaf yah
kak…
Seperti halnya kado untuk hari
lahirnya kak Jannah, pada hari ini, meski terlalu murah untuk sebuah kado,
tulisan inilah yang mampu saya berikan. Tahun lalu kita menghabiskan setengah
waktu di PTB, meminum jus dan memutuskan menggenapkan waktu traktiran di Pariangan.
hehehe diingatji?
Teriring doa untuk segala keberkahan hidup, ilmu, dan hari-harita. Semoga Allah memudahkan yang sulit, menenangkan yang resah, serta menjadikan nyata apa yang terbaik dari impian-impian besarta. Aamiin. Kusayangki. :P
Terakhir, kutunggu undangan. Terserah undangan apa aja... ahahahaha
Jkrt, 011214
*
Catatan kecil:
- maaf baru dipost, kakak baru ngisi modemnya :(
- kutitip tulisan ini ke orang yang paling kuingini ada di sampingta nanti #youknowwhatImean ;)
- sengaja tulisannya agak nyastra, sengajahhhhhh... ahahaha
- jammi komen nah. jammi! wekkkk
- miss you kak!!! :')
No comments:
Post a Comment